Tak Pernah Campuri Kegiatan yang Diadakan di Situs Buyut Jembar
KABUPATEN CIREBON, SC- Kuwu Ujunggebang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, Nono Paryono membantah telah melakukan pungutan kepada juru kunci situs Buyut Jembar. Hal itu menyusul adanya informasi yang menyatakan bahwa dirinya melalui perangkat desa setempat, meminta sejumlah uang kepada sang guru kunci dalam kegiatan di situs tersebut.
“Saya luruskan, adanya pemberitaan yang menyatakan saya meminta uang dengan menyuruh perangkat desa kepada juru kuci buyut tidak benar. Kita sudah dengar sendiri pengakuan dari juru kunci kalau semua itu tidak benar,” tegasnya kepada Suara Cirebon, saat ditemui di kantor desa setempat, Senin (1/3/2021).
Nono memaparkan, semua kegiatan yang diselenggarakan di situs Buyut Jembar merupakan kewenangan juru kunci. Untuk itu, kata dia, pihaknya tidak pernah mencampuri kegiatan tersebut. Bahkan, lanjut Nono, selama ini pihaknya telah memberikan fasilitas untuk menunjang kegiatan-kegiatan di situs setempat.
“Desa Ujunggebang beda dengan desa lain, buyut itu memiliki keistimewaan, memiliki otonomi sendiri, mengatur rumah tangganya sendiri tanpa ikut campur pemdes. Sepenuhnya menjadi tanggung jawab buyut dan juru kunci selaku pengelola situs buyut,” tuturnya.
Bahkan, ungkap Nono, untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di situs Buyut Jembar, pihaknya pun memberikan tunjangan kepada pengelola situs. Seperti, kata dia, tanah bengkok sawah jimat, sawah dalang, dan sejumlah fasilitas lainnya yang dikelola untuk keperluan kegiatan di situs setempat.
“Sehingga kegiatan apapun dan program buyut (Buyut Jembar) di Desa Ujunggebang bisa terlaksana dengan baik. Sawah itu seperti sawah bengkok kunci 1 bau, sawah dalang 2 bau, semuanya total 3,5 bau, semua silahkan dikelola dengan baik,” paparnya.
Hal itu pun diakui Juru Kunci Situs Buyut Jembar, Wirya. Dia menegaskan, beredarnya informasi yang menyatakan pihaknya mengalami kerugian hingga puluhan juta akibat diminta oleh kuwu melalui perangkat desa setempat tidaklah benar.
“Semua itu tidak benar, kuwu maupun perangkat desa tidak pernah ikut campur dalam kegiatan yang ada di Buyut Jembar. Seperti unjungan maupun kegiatan lainya Pemdes Ujunggebang tidak tahu menahu, apalagi sampai kuwu meminta uang ke kunci buyut, itu sama sekali tidak benar,” terangnya.
Terlebih, lanjut Wirya, informasi tersebut menyebutkan keterlibatan perangkat Desa Ujunggebang yang meminta uang dengan mengatasnamakan kuwu. Pasalnya, kata dia, kegiatan buyut seperti unjungan dan lainnya merupakan urusan pengelola situs dan pihak pemerintah desa setempat tidak tahu menahu.
“Tidak ada perangkat desa (Ujunggebang) yang datang untuk meminta uang Rp3 juta terus meminta lagi 4 juta, kemudian minta lagi 5 juta. Semua itu tidak benar,” jelas Wirya.
BACA JUGA: Seminggu, Muspika Plered Monitor PPKM Mikro
Selain itu, pihaknya pun menepis tuduhan terkait Surat Keputusan (SK) Kuwu Ujunggebang soal kepengurusan buyut yang harus membayar uang sebesar Rp3 juta . Melainkan, kuwu desa setempat memberikan SK tersebut secara gratis tanpa meminta uang sepeserpun.
“Saat acara unjungan buyut hingga rugi sampai Rp18 juta juga tidak benar. Itu hanya ulah oknum yang tidak bertanggung jawab dan ingin memojokan pemerintah desa. Sekali lagi terkait kegiatan buyut, pemerintah desa tidak tahu menahu dan tidak pernah ikut campur. Semua diserahkan ke panitia unjungan buyut,” tandasnya. (Vicky)