KOTA CIREBON, SC- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Karawitan Pakungwati, yang terletak di jalan Brigjen Dharsono, By Pass Sunyaragi, Kota Cirebon masih tetap eksistensi meskipun hanya memiliki 25 siswa. Sekolah formal yang memiliki fokus kejuruan di bidang seni tari itu saat ini konsisten melakukan latihan di masa pandemi Covid-19.
Hal itu dibenarkan oleh salah seorang guru seni tari SMK tersebut, Zahro kepada Suara Cirebon belum lama ini. Menurutnya, di sekolah tersebut selain diajarkan seni tari kreasi nusantara dan tari topeng, juga diajarkan seni tari kontemporer.
“Saya sudah 2 tahun jadi guru di sini, alumni SMK ini juga, berdiri dari tahun 1991. Ini sekolah formal, ada pelajaran umum juga, cuman di sini jurusannya seni tari tradisional, juga ada tari kontemporer,” paparnya kepada Suara Cirebon, Senin (1/3/2021).
Menurut Zahro, dahulu SMK tersebut bertempat di Keraton Kasepuhan Cirebon, namun, sejak tahun 2014 pindah memisahkan tempat, setelah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Kendati demikian, saat ini proses pembelajaran pelajaran umum masih dilakukan secara daring.
“Karena harusnya daring yang pelajaran umumnya, tapi untuk pelajaran yang jurusan itu kadang tatap muka dan kadang daring dengan menyesuaikan protokol kesehatan,” ujarnya.
Selain bantuan itu, SMK tersebut juga mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), meskipun sekolah swasta. Namun, karena jurusannya seni tari, juga mengharuskan bayaran dari siswanya untuk keperluan latihan.
Dengan jumlah siswa yang tak banyak itu, kata Zahro, menjadi tantangan dan tugas baginya untuk bisa memunculkan minat terhadap para calon siswa dalam hal seni tari, agar bisa bersekolah di tempat tersebut.
“Sebenarnya PR juga untuk kita, karena minat anak-anak masih kurang terhadap seni. Kita juga harus berpikir untuk menarik peminat yang lebih banyak,” harapannya.
Adapun untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah tersebut sama seperti sekolah formal lainnya, dilakukan setiap hari dari Senin sampai Sabtu, dan hari Minggu libur.
“Tapi sebenarnya di sini lebih enak, karena sudah jurusannya, dapat ijazah, formal, dan bisa cari uang sendiri dengan manggung di suatu acara,” ujarnya.
Sementara itu, Wakasek Kurikulum sekolah tersebut, Meli mengatakan, meskipun dirinya guru baru di sekolah tersebut, lantas dirinya kemudian menjadi suka dengan seni, tahu-tahu dengan sendirinya ada ketertarikan dalam seni tari.
BACA JUGA: Korupsi Dana BOS, MR Terancam 20 Tahun Penjara
Kendati demikian, Meli memiliki PR yang besar, yaitu manajemennya harus dia perbaiki, dan betul-betul tahun sekarang menjadi PR banyak bagi dirinya, di samping jumlah siswa yang sedikit, ditambah tenaga pendidik semuanya hanya 10 orang, memang awalnya ada 14 orang.
“Harapannya, ke depan ingin mendapatkan peserta didik yang banyak, lebih banyak peminatnya, lebih baik, lebih maju, kita kontak ke alumni untuk mempromosikan sekolah ini,” pungkasnya. (Yusuf)