CIREBON, SC- Humas Pesantren Tahfidz Qur’an Sunan Gunung Jati Cirebon, Kang Ustadz Abdulloh Mubarok SIP MSi (UAM) mengungkapkan, pada tahun 2040 Indonesia akan mengalami surplus tenaga produktif dan menjawab tantangan bonus demografi.
“Tantangan bonus demografi ini apabila tidak dipersiapkan dengan baik, maka akan menjadi bom waktu yang justru mengancam masa depan bangsa, karena pemuda hari ini adalah calon pemimpin masa yang akan datang,” Kata UAM dalam keterangan persnya kepada Suara Cirebon, Senin (5/4/2021).
UAM memaparkan, berdasarkan hasil sensus penduduk Indonesia pada September 2020 dalam berita resmi statistik Nomor: 07/01/Th. XXIV tanggal 21 Januari 2021, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 270,20 Juta Jiwa. Jumlah tersebut bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan sensus penduduk tahun 2010.
“Indonesia berada di peringkat nomor 4 dalam daftar negara berdasarkan jumlah penduduk, dengan kepadatan populasi 151 per Km² dan usia rata-rata 29,7 tahun. Tahun 2030 Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi (https://www.kominfo.go.id, 2020).
Jumlah penduduk usia produktif, lanjut UAM, yaitu usia 15 sampai 64 tahun lebih besar dibanding penduduk usia tidak produktif, yaitu usia di bawah 15 dan di atas 64 tahun. Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa.
Untuk itu, kata dia, melalui Pesantren Tahfidz Qur’an Sunan Gunung Jati yang berlokasi di wilayah Lemahabang, Kabupaten Cirebon ini, pihaknya ingin berkontribusi dalam menjawab bonus demografi sekaligus tantangan tersebut untuk memersiapkan generasi di tahun 2040.
“Pesantren Tahfidz Qur’an Sunan Gunung Jati Cirebon merupakan cabang Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an yang didirikan oleh Ustadz Yusuf Mansur yang beralamat berlokasi di Kamp Qur’an, Cipondoh, Tangerang. Sebuah kawasan yang dibangun oleh PPPA Daarul Qur’an. Di lokasi inilah sebagai pusat pengembangan ilmu Qur’an, pelatihan , dan menjadi sentra pembibitan penghafal Al-Qur’an,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, UAM berharap, semua pihak dapat memberikan edukasi dan menyakinkan masyarakat untuk menberikan dukungan, baik materil maupun non materil, yaitu berupa bahan bangunan maupun do’a. Karena, jelas dia, Pesantren Tahfidz Qur’an Sunan Gunung Jati saat ini baru berhasil menerima tanah wakaf dan tahap pembangunan pondasi.
BACA JUGA: 45 Ribu Santri Ikuti Khataman Akbar
“Mudah-mudahan pesantren ini menjadi solusi atas kegalauan masyarakat yang anak-anaknya sibuk atau kecanduan gadget. Diharapkan semua masyarakat dapat mendukung penuh terealisasinya pembangunan pesantren ini karena sudah memiliki santri yang relatif banyak, berjumlah 260 santri dengan dukungan tenaga pengajar hafidz dan hafidzhoh berjumlah 8 orang, namun sarana gedung yang sangat minim,” tandasnya. (Arif)