KABUPATEN CIREBON, SC- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Cirebon mencatat, selama bulan Ramadhan tahun ini jumlah pengemis, pengamen, gelandangan dan orang terlantar (PGOT) meningkat hingga 15 persen.
Kabid Tibum Tranmas Satpol PP Kabupaten Cirebon, Dadang Priyono, mengatakan, kondisi tersebut biasa terjadi pada setiap Ramadhan, seiring meningkatnya aktivitas masyarakat di bulan tersebut. Untuk Ramadhan tahun ini, kata Dadang, jumlah peningkatannya sekitar 15 persen.
“Kalau dari hitungan kasar kenaikannya sekitar 15 persen lebih banyak dari biasanya. Karena memang kalau Ramadhan jumlahnya naik,” kata Dadang, Rabu (28/4/2021).
Menurut Dadang, peningkatan jumlah PGOT tersebut bisa dilihat dari semakin banyaknya aktivitas PGOT yang terpantau di sekitar lampu merah, pasar tradisional, tempat wisata religi dan tempat-tempat lainnya termasuk wilayah permukiman masyarakat.
BACA JUGA: Hibah Lahan UGJ Tak Bisa Dilanjut
Satpol PP, lanjut Dadang, terus bergerak meminimalisir persoalan tersebut sesuai Perda Tibum. Pihaknya menyisir kantong-kantong PGOT yang ada di wilayah Kabupaten Cirebonseperti sekitar lampu merah dan tempat wisata religi.
“Karena untuk penanganan lebih lanjutnya kan tupoksi dinas sosial,” kata Dadang.
Dadang menjelaskan, data yang dimiliki Satpol PP adalah data PGOT yang berhasil diamankan dan dilakukan pembinaan. Ia memastikan, jumlah spesifik PGOT ada pada Dinas Sosial Kabupaten Cirebon.
“Kalau jumlah spesifik kita tidak pegang, mungkin ada diteman-teman Dinsos,” paparnya.
Dadang menambahkan, Satpol PP Kabupaten Cirebon sudah turun ke lapangan untuk meminimalisir bertambahnya jumlah PGOT. Ia bersama tim sudah intens melakukan penertiban dan razia PGOT yang ada di beberapa titik di Kabupaten Cirebon.
BACA JUGA: Mengubah Struktur Bangunan Pendopo Langgar UU Cagar Budaya
Hanya saja, diakui Dadang, banyaknya PGOT seperti anak-anak jalanan dari lintas daerah yang kerap transit di Kabupaten Cirebon menjadi masalah tersendiri. Hal tersebut karena letak Kabupaten Cirebon yang berada di ruas utama jalur pantura yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jakarta.
“Cuma masalahnya memang banyak PGOT yang berasal dari lintas daerah, seperti anak-anak jalanan yang kerap transit di Kabupaten Cirebon,” tandasnya. (Islah)