KABUPATEN CIREBON, SC- Dugaan pemotongan dana insentif bagi tenaga kesehatan (nakes) yang menangani Covid-19, beredar di media sosial Facebook. Kabar tersebut diunggah akun Rakhmat Hidayat, Selasa (18/5/2021) sore.
Dalam postingan tersebut tertulis, insentif bagi nakes team Covid sudah cair. Sayang, pembagiannya memicu kontroversi. Uang yang masuk ke rekening bank bjb team Covid dikumpulkan dan dibagi sesuai keinginan raja kecil di Puskesmas. Uang di rekening bjb dari masing-masing nakes dikumpulkan jadi satu, terus dibagi tidak jelas.
Dalam postingan itu, pemilik akun tersebut mempertanyakan pemotongan dana tersebut. Pemilik akun menyebut, para nakes merasa kecewa bahkan marah dengan adanya pemotongan dana yang menjadi hak nakes.
“Apa daya, mereka tidak berani bersuara,” tulis akun tersebut.
Di akhir tulisannya, pemilik akun berharap agar Tim Saber Pungli Polresta Cirebon, Kejaksaan dan tipikor Kejaksaan turun melakukan pemeriksaan dan penyelidikan kasus tersebut. Pemilik akun juga berharap agar Kadinkes memecat Kepala Puskesmas (Kapus) yang telah melakukan tindakan tersebut.
Menanggapi hal itu, Kadinkes Kabupaten Cirebon, Hj Enny Suhaeni, mengaku akan melakukan cek dan ricek terlebih dahulu. Ia akan segera memerintahkan Sekdis dan Kabid menyelidiki dugaan pemotongan insentif nakes seperti yang diposting akun Facebook Rakhmat Hidayat.
“Berapa kepala puskesmas (yang diduga melakukan pemotongan, red) kita belum tahu. Pokoknya besok (hari ini, red) akan dipanggil dan ditanya untuk klarifikasi,” kata Enny.
BACA JUGA: Indeks Pendidikan Kabupaten Cirebon Urutan ke-25 dari 27
Disinggung soal sanksi bagi kepala puskesmas yang nakal, Enny menegaskan, dirinya tidak bisa langsung memberikan sanksi baik berupa mutasi atau bahkan pemecatan. Ia memastikan, langkah yang akan dilakukan ialah melakukan kroscek terlebih dahulu.
Bahkan, kalaupun kasus tersebut akan dilaporkan ke pihak berwajib, ia mengaku tidak akan menghalang-halangi upaya hukum yang dilakukan pihak bersangkutan.
“Kalau ada yang mau laporan, silakan saja. Masak laporan tidak boleh, kalau saya menghalangi dikira Kadisnya dapat bagian. Saya sih dengan insentif cair saja sudah senang, karena mereka yang berjibaku di lapangan,” tandasnya. (Islah)