KABUPATEN CIREBON, SC– Jumlah pengunjung di beberapa lokasi destinasi wisata di Kabupaten Cirebon meningkat drastis pascalibur Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah, kemarin. Semua sektor pariwisata pun, terlihat dipenuhi wisatawan lokal Cirebon yang ingin menghabiskan masa libur Lebaran bersama keluarga dan kerabat.
Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Kabupaten Cirebon, Nana Mulyana mengatakan, libur Lebaran tahun ini sangat berdampak besar bagi para pengusaha khususnya sektor pariwisata. Akan tetapi pihaknya tetap memonitor untuk penerapan Prokes di lokasi wisata.
“Kenaikan sektor pariwisata menjapai 100 persen lebih, akan tetapi kami terus pantau tempat wisata supaya tetap menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi ini,” kata Nana, Rabu (19/5/2021).
Menurut Nana, tempat wisata yang ramai dikunjungi yakni tempat pemandian (waterboom). Menurutnya tempat waterboom tersebut merupakan wisata favorit keluarga untuk menghabiskan masa liburan Lebaran.
“Waterboom lebih dominan pengunjungnya. Akan tetapi tempat lain juga ada tetapi tidak seramai waterboom,” katanya.
BACA JUGA: Imbas Kebijakan Larangan Mudik, Penumpang Sepi, Awak Bus Merana
Dengan adanya lonjakan pengunjung Waterboom, pihaknya melakukan sampling tes antigen kepada para pengunung Waterboom.
“Kami malakukan tes antigen kepada para pengunjung di Waterboom Jempol Ciledug. Dari 138 sampling empat di antaranya positif Covid-19,” ungkapnya.
Menurut Nana, keempat warga yang positif Covid-19 tersebut langsung mendapatkan penangganan dari pihak medis di lokasi.
“Dua orang positif dari Jawa Tengah sudah dirujuk ke daerah asalnya, sedangkan dua orangnya lainnya dari Kecamatan Paseleman dan Astanajapura semuanya sudah ditangani,” katanya.
Lebih lanjut, Nana mengatakan banyak daerah di kota maupun kabupaten yang melakukan penutupan lokasi wisata. Disamping itu, ia mengaku, pihaknya belum melakukan hal serupa untuk melakukan penutupan di tempat wisata yang ada di Kabupaten Cirebon.
“Penutupan bukan salah satu pemutusan penularan Covid-19. Akan tetapi itu hanya sikap yang diambil tegas oleh pemerintah. Kalau kita harus bekerja semua tidak harus ada penutupan. Artinya instruksi bupati sudah jelas ada penekanan intruski terhadap kuwu satgas covid desa. Sehinga nanti satgas desa yang akan melakukan pemantauan,” kata Nana.
BACA JUGA: PJU di Perbatasan Jabar-Jateng Mati
Ia menjelaskan, dengan adanya penutupan akan berdampak kepada masyarakat sendiri. Pasalnya masyarakat sudah dilarang untuk mudik, sehingga tempat wisatalah yang menjadi sasaran meraka untuk berkumpul bersama keluarga.
“Di era sekarang masyarakat butuh hiburan dan geliat ekonomi juga harus tetap berjalan karena kalau ditutup ekonomi akan mati. Akan tetapi kami tetap membatasi pengunung tempat wisata maksimal 50 persen dari daya tampung. Kalau sudah sampai 50 persen kami akan lakukan penutupan sementara supaya yang dari luar tidak masuk demi menerapkan prokes,” pungkasnya. (Joni)