PATIH Keraton Kasepuhan Cirebon, Pangeran Raden Goemelar Soeryadiningrat angkat bicara mengenai polemik perebutan tahta di Keraton Kasepuhan.
Sebagai Patih Sepuh dari keluarga besar Sultan Sepuh XII dan adik dari Alm Sultan Sepuh ke-XIV, Goemelar memastikan dirinya dan keluarga besar Sultan Sepuh ke XII temasuk Sultan Sepuh Ke-XV merupakan zuriyat (keturunan) Sunan Gunung Jati.
Termasuk Tahta Sultan Sepuh ke-XV, PRA Luqman Zulkaedin yang menggantikan mendiang ayahnya Sultan Sepuh XIV, Alm PRA Arif Natadinigrat.
“Ini merupakan suratan takdir dari Allah SWT dan kami ingin menyampaikan klarifikasi dan menjelaskan polemik yang selama ini di Keraton kesepuhan supaya Keraton Kasepuhan ke depannya kondusif tidak ada kegaduhan dan tidak saling fitnah saling berprasangka lagi,” kata Goemelar kepada wartawan, Senin (28/6/2021).
Goemelar ingin, polemik yang berada di internal Keraton Kasepuhan Kota Cirebon ini dapat diselesaikan. Karena dirinya menganggap semua saudara dan tidak ingin saling memfitnah dan menghujat.
“Karena Keraton ke depannya ini harus tetap eksis, karena keraton juga bukan milik kita, kita hanya diamanahi oleh leluhur ya itu Sunan Gunung Jati dan Pangeran Walangsungsang, semuanya saudara jangan saling fitnah dan menghujat,” kata dia.
Mengenai adanya beberapa orang yang ingin merebut tahta Sultan Sepuh dan adanya Poltak Sultan dari sekelompok orang yang menolak PRA Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh, Goemelar minta selesaikan secara hukum.
“Di negara kita kan ada hukum mangga silakan kalau yang mengklaim sebagai Sultan Polmak ataupun dan sebagainya silahkan, tetap ada legalitas secara hukumnya, harus diselesaikan secara hukum,” ujar dia.
BACA JUGA: Situs Lawang Sanga, Pintu Masuk Tamu Mancanegara Berada di Belakang Keraton Kasepuhan
Dirinya menegaskan, akan aktif membantu peran Sultan Sepuh ke XV termasuk menghadapi persoalan berbagai pihak yang selama ini mencoba merongrong sistem adat yang telah berjalan.
“Termasuk pihak yang meragukan keabsahan keluarga kami sebagai zuriyat dari Sunan Gunung Jati, hindari kegaduhan dengan membuat prasangka, kita harus bisa berempati terhadap kondisi situasi dan sosial seperti ini di era pandemi Covid-19 ini,” pungkasnya. (Surya)