KABUPATEN CIREBON, SC- Rencana revitalisasi Taman Pataraksa dikabarkan akan mulai dilakukan tahun ini. Namun, salah satu seniman Kabupaten Cirebon, H Sulama menyayangkan rencana revitalisasi tersebut. Pasalnya, proses desain dan konsep revitalisasi tidak melibatkan seniman.
Menurut dia, konsep taman dan alun-alun dalam revitalisasi tersebut harus memuat unsur lokal dan mengutamakan kearifan lokal. Kepada Suara Cirebon, Sulama mengaku tidak pernah dilibatkan dalam rencana konsep revitalisasi Taman Pataraksa. “Kita tidak pernah diajak bicara soal rencana konsep revitalisasi Taman Pataraksa. Kita tentu ingin nanti raman ini punya ciri khas dengan tema kearifan lokal,” kata Sulama, kemarin.
Terkait rencana tersebut, kata Sulama, pihaknya berharap seniman Cirebon diajak bicara baik dalam penentuan desain, tema maupun hal lainnya. Sehingga, nantinya keberadaan taman tersebut bisa menjadi kebanggan warga Kabupaten Cirebon tanpa menghilangkan khas atau nuansa Cirebonnya.
Sebagaimana peran para seniman saat diajak bicara oleh Pemda dalam penamaan sejumlah ruang di gedung Setda Kabupaten Cirebon dahulu. Menurutnya, sejumlah ruang yang ada seperti ruang Paseban, Nyi Mas Gandasari dan lainnya merupakan nama yang diusulkan para seniman. “Kecewa tentu ada karena kita tidak dilibatkan. Harapan kita, seniman bisa diajak duduk bersama untuk membahas konsep revitalisasinya,” terang pria yang juga sebagai ketua FK Metra Kabupaten Cirebon itu.
Terpisah, Wakil Bupati Cirebon Hj Wahyu Tjiptaningsih mengatakan, anggaran rencana revitalisasi Taman Petaraksa tersebut menggunakan anggaran dari Pemprov Jabar. Kendati demikian, ia akan meminta agar proses revitalisasi dan penentuan konsep taman dapat mengangkat dan menguatkan unsur lokal sehingga bisa menjadi kebanggan warga Kabupaten Cirebon.
Ia berharap, ada peran serta dari para seniman Kabupaten Cirebon dalam penentuan tema dan konsepnya. “Para seniman inikan lebih memahami dalam hal sejarah, seni dan budaya, nanti kita lihat seperti apa konsepnya. Kalau proyeknya sendiri dari Bandung ya,” pungkasnya. (Islah)