Usai memantau di lapangan, Komisi III menilai pelaksanaan PTM terbatas di SMPN 1 Kota Cirebon sudah sesuai dengan standar operasional pelaksanaan PTM terbatas.
Ketua Komisi III DPRD Kota Cirebon, dr Tresnwaty mengatakan, SMPN 1 Kota Cirebon satu-satunya SMP yang jumlah siswanya banyak, sehingga menjadi sampel pihaknya untuk melakukan peninjauan PTM terbatas .
“Saya perhatikan apa yang sudah disiapkan kepala sekolah dan guru-guru di SMPN 1 Kota Cirebon sudah sangat maksimal, fasilitas prokes juga sudah lengkap dari pencuri tangan di setiap pojok hingga alat pengecek suhu di pintu masuk,” kata Tresnwaty kepada wartawan seusai sidak dan meninjau PTM terbatas itu.
Meskipun begitu, menurutnya di saat jam pulang sekolah, di luar gerbang sekolah menjadi titik kerumunan bagi orang yang akan menjemput siswa yang pulang.
“Kepala sekolah saat jam pulang sekolah ikut menjaga, bisa kordinasi dengan satpam, supaya tidak ada kerumunan saat penjemputan, kepala sekolah harus turun tangan langsung,” ujar Tresnwaty.
Masih dikatakan Tresnwaty, indikator keberhasilan pelaksanaan PTM terbatas itu ada dua yakni keberhasilan pendidikan dan tidak menjadi penyebaran Covid-19.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Kota Cirebon, Lilik Darmawan mengatakan, pelaksanaan PTM terbatas di sekolahnya, siswa yang hadir secara tatap muka masih menggunakan sistem bergantian.
“Kami masih menggunakan sistem bergantian, satu minggu di sekolah satu minggu kemudian di rumah,” kata Lilik.
Setiap jam pembelajaran dibagi dua sesi, sesi satu sebanyak 25 persen, sesi dua juga sebanyak 25 persen. Dari setiap kelas siswa yang hadir maksimal 10 siswa.
“Kita akan terus evaluasi, PTM ini baru berjalan dua minggu. Untuk kami indikator pembelajaran ada pada bagian kami, tapi untuk kesehatan bisa kami serahkan ke Dinkes,” kata Lilik. (Surya)