CIREBON, SC- Penanganan sampah liar di wilayah Kabupaten Cirebon dipertanyakan. Pasalnya, tumpukan sampah liar di beberapa titik tampak dibiarkan tanpa ada tindakan berarti. Padahal, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon mengaku sudah membentuk tim saber sampah untuk menyisir sampah tersebut setiap hari.
Salah satu lokasi yang luput dari tim saber sampah terlihat di tempat pembuangan sampah liar di Jalan Ki Ageng Tapa, tepatnya di perbatasan Kelurahan Kemantren dan Kelurahan Gegunung, Kecamatan Sumber.
Warga setempat yang mengaku bernama Rendi (27) mengatakan, bau yang ditimbulkan dari tumpukan sampah liar tersebut cukup mengganggu.
“Baunya lumayan,” ujarnya, Kamis (23/9/2021).
Kendati demikian, ia juga mengaku tidak tinggal diam. Di setiap ada kesempatan, warga berusaha meminimalisir tumpukan sampah tersebut dengan cara membakarnya. Menurutnya, tumpukan sampah liar yang berada di samping tempat kerjanya itu kini terus bertambah dari hari ke hari.
Terlebih, dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini ia tidak melihat ada tim saber sampah yang mengangkutnya. Sehingga, sampah menjadi kian menggunung dan mengganggu pemandangan.
“Sepengetahuan saya itu belum pernah diangkut. Malah saya dan tetangga depan bergantian membakar sampah itu,” ucap dia.
BACA JUGA: BPBD Kota Cirebon Imbau Warga Waspada Ancaman Bencana
Pantauan Suara Cirebon, selain di daerah perbatasan tersebut, tumpukan sampah liar juga “menghiasi” Jalan Baru yang menghubungkan Kelurahan Watubelah dengan Kelurahan Pejambon. Jika tidak segera ditangani, tumpukan sampah di lokasi tersebut akan terus bertambah. Selain itu, tempat sampah liar juga ada di Jalan Fatahillah tepatnya di Blok Watubelah Pasar, Jalan Kisabalanang Desa Megu Cilik, Kecamatan Weru dan di belakang kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Cirebon.
Sejumlah titik sampah liar yang berada tidak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon tersebut, ironisnya justru luput dari sasaran tim saber sampah. Apalagi lokasi sampah liar yang jauh dari pusat pemerintahan, seperti di wilayah barat dan timur Cirebon. Salah satunya seperti yang ada di Jalan Gegesik-Jagapura atau tepatnya masuk di wilayah Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik.
Seorang warga yang mengaku setiap hari melintasi jalan tersebut, Taufik (38), memperkirakan, dalam satu tahun terakhir ini tumpukan sampah di lokasi tersebut tidak pernah diangkut.
“Saya kurang tahu persis, tapi memang itu sudah lama. Ada sekitar satu tahun sih,” paparnya.
Sebelumnya, Kepala DLH Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, menyampaikan, upaya penanganan sampah yang dilakukan DLH sudah berjalan secara maksimal. Pihaknya bahkan sudah mengerahkan tim saber sampah liar menggunakan enam unit kendaraan truk. Agar penanganan sampah bisa merata, kata dia, enam unit kendaraan pengangkut sampat liar tersebut dibagi di wilayah barat dan timur masing-masing tiga unit.
“Saya sudah tangani dengan cara penyisiran sampah liar. Tapi ketika sudah bersih, masyarakatnya buang lagi. Itu kan berarti ada perilaku sosial yang harus dipecahkan bersama,” kata Deni.
BACA JUGA: Bahas Banjir dan Kekeringan, BBWS Temui Bupati Cirebon
Dijelaskan Deni, kendala yang dihadapi dalam penanganan sampah di Kabupaten Cirebon itu, yakni akibat kurangnya TPA. Saat ini, Kabupaten hanya memiliki satu TPA, yakni TPA Gunung Santri, Palimanan. Sedangkan rencana pembangunan TPA di Kubangdeleg, tahun ini masih belum ke tahap lelang DED. Kalau sudah ada Penlok dan DED, rencana pembangunannya baru akan dimulai tahun 2022.
“Jadi bertahap, tidak bisa instan. Nanti kalau TPA sudah jadi akan lebih efektif lagi. Sekarang dengan satu TPA mobil cuma bisa mengangkut satu rit sehari, karena jaraknya jauh lebih dari 25 kilometer,” ucapnya. (Islah)