CIREBON, SC- Tahapan Pemilihan Kuwu (Pilwu) serentak 2021 di Kabupaten Cirebon saat ini sudah melewati penjaringan tahap kedua. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Cirebon, Erus Rusmana mengatakan, dari 135 desa yang melaksanakan Pilwu tahun ini, terdapat 19 desa yang bakal calonnya harus mengikuti tes akademis.
Menurut Erus, desa-desa yang mengikuti tahapan tes tersebut dikarenakan jumlah bakal calon (balon) kuwunya lebih dari lima orang. Total balon kuwu yang mengikuti tes akademik dari 135 desa tersebut, berjumlah 138 orang.
“Desa dengan jumlah balon paling banyak yaitu Desa Gempol, Kecamatan Gempol dengan 14 balon,” kata Erus, Rabu (6/10/2021).
Jumlah desa yang balon kuwunya di atas 5 orang itu yakni Desa Tegalgubug Kecamatan Arjawinangun dengan 6 balon kuwu, Jungjang Kecamatan Arjawinangun 8 balon, Sumber Kidul Kecamatan Babakan 6 balon, Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug 6 balon, Jatiseeng Kidul Kecamatan Ciledug 7 balon dan Desa Ciwaringin Kecamatan Ciwaringin 6 balon.
Selanjutnya Desa Mandala Kecamatan Dukupuntang 6 balon, Gempol Kecamatan Gempol 14 balon, Pasindangan Kecamatan Gunung Jati 7 balon, Klayan Kecamatan Gunung Jati 6 balon, Pegagan Kecamatan Palimanan 9 balon, Beberan Kecamatan Palimanan 7 balon, Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan 10 balon, Surakarta Kecamatan Suranenggala 6 balon, Luwungkencana Kecamatan Susukan 7 balon, Wiyong Kecamatan Susukan 7 balon, Ciperna Kecamatan Talun 6 balon, Astapada Kecamatan Tengahtani 7 balon dan Desa Setu Kulon Kecamatan Weru 7 balon.
BACA JUGA: FKKC Ingatkan Balon Kuwu Jaga Kondusivitas
Dari 138 balon kuwu yang akan mengikuti tes akademik tersebut, sambung Erus, 14 balon di antaranya merupakan petahana. Ke 14 balon kuwu petahana itu yakni dari Desa Tegalgubug, Jungjang, Ciledug Wetan, Jatiseeng Kidul, Mandala, Gempol, Pasindangan, Klayan, Beberan, Surakarta, Wiyong, Ciperna, Astapada dan Desa Setu Kulon.
Sebelumnya, Bupati Cirebon, H Imron, mengatakan, seleksi akademis bakal calon kuwu berkerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC). Melalui seleksi tersebut, diharapkan bisa menghasilkan calon Kuwu yang memiliki nilai terbaik.
“Pemilihan kuwu ini sangat berbeda dengan pemilu atau pileg, karena antusiasme masyarakat sangat tinggi. Makanya kami meminta kepada aparat keamanan untuk memetakan titik yang berpotensi menimbulkan konflik. Ini perlu adanya perhatian khusus ,” kata Imron, usai rapat koordinasi persiapan seleksi akademis. (Islah)