CIREBON, SC- Mahasiswa ITB melakukan survei pembuatan gerabah ke Desa Sitiwinangun, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Rabu (6/10/2021).
Kuwu Sitiwinangun, Ratija Bratamenggala mengatakan, para mahasiswa ITB itu ingin menggalai tentang manajemen, pemasaran, pembuatan batu, pembuatan gerabah, tentang glasir dan cara pembakaran gerabah yang dilakukan masyarakat setempat.
“Tujuan survei untuk jadi modal dasar bagi mahasiswa untuk memperlajari tentang gerabah Sitiwinangun ini, baik model,tipe, dan pemasaran. Semuanya akan disesuaikan dengan kelompok masing-masing, karena nanti ke depan akan ada kegiatan lanjutan berupa studi banding yang lebih memaksimalkan atau menggali sesuai dengan kriteria kelompok,” kata Ratija.
Menurutnya, Sitiwinangun dipilih karena secara historis, gerabah Sitiwinangun untuk wilayah Jawa Barat itu tertua.
“Dengan segala keunikannya dari segi pembuatannya dan kualitas tanahnya serta model-model daya ukirnya kita paling tua,” ujarnya.
BACA JUGA: Dialog Budaya Keagamaan dan Transformasi IAIN Cirebon ke UISSI, Canggih dan Moderat
Jika digali, lanjut Ratija, gerabah Sitiwinangun akan semakin menarik karena banyak yang belum terekspos.
“Dari segi bentuk juga banyak seperti tungku, mamolo ataupun yang berukir itu kalau digali masih banyak lagi,” katanya.
Ratija menyebut, salah satu yang masih dipertahankan perajin gerabah di Desa Sitiwinangun adalah semuanya dikerjakan secara tradisional.
“Respon mahasiswa ITB ketika awal datang ke Sitiwinangun mereka merasa kagum karena tidak ditemukan seperti di tempat lain, karena di tempat lain boleh jadi gerabah ini sudah jadi sebuah produksi yang semuanya bisa dicetak cepat dengan mesin,” katanya. (Vicky/Narsita)