KABUPATEN CIREBON, SC- Wakil Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon, Diah Irwany Indriyanti menegaskan, jika ingin ada sebuah perubahan, perlu adanya kemauan keras dan keseriusan, baik dari pemerintahan maupun masyarakat.
Diah mencontohkan program penanganan sampah yang hingga kini belum teralisasi. Menurut Diah, hal itu menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi dinas terkait untuk memikirkan cara mengentaskan sampah di Kabupaten Cirebon.
“Sampah masih banyak yang belum terealisasi. Semuanya itu bagaimana ketersedian sarpras, SDM dan sarana penopang. Harus ada kemauan yang keras dan serius untuk mengelola sampah seefektif mungkin,” ujar Diah kepada Suara Cirebon, belum lama ini.
Menurutnya, masalah sampah harus sudah tuntas di setiap desa agar tidak menjadi timbunan sampah. Bahkan, lanjut Diah, harus habis di tingkat terkecil yaitu rumah tangga.
“Artinya, harus ada kesadaran tinggi di masyarakat dan ini juga tugas dari masing-masing stakeholder. Sebenarnya, sampah miliki nilai ekonomis, (namun) masyarakat enggan memahami sampah,” tuturnya.
Diah juga menyebut masalah sampah menjadi bagian dari tugas kepala desa (kuwu). Sebagai pemimpin dari ruang lingkup terkecil yakni pemerintahan desa, kuwu juga mengemban tugas untuk mengentaskan sampah.
“Peran pimpinan di desa harus bisa mengatasi sampah juga. Kembali lagi ke leadership, Bupati harus bisa mengarahkan ke dinas terkait untuk mengcover timbunan sampah per hari,” katanya.
BACA JUGA: Sampah Liar Luput dari Sisiran Tim Saber Sampah
Sebagai pimpinan tertinggi di daerah, menurut Diah, Bupati memiliki wewenang dan kuasa tertinggi mengatasi hal tersebut. Lagi-lagi, Diah menekankan bahwa yang menjadi landasan adalah kemauan yang keras dan keseriusan.
“Entah lewat sosialisasi, atau pengadaan sarpras yang dimulai dari tingkat desa hingga stake holder terkait. Sosialisasi bentuk apapun itu perlu, ketersediaan TPS-TPS harus ditopang,” tuturnya.
Diah menekankan hal itu membutuhkan kemauan keras dan keseriusan seluruh stake holder terkait.
“Makanya untuk tahun 2022 difokuskan kepada beberapa titik. Seperti bagaimana mengentaskan kemiskinan ada infrastruktur. Atau utamakan yang utama, sampah jadi prioritas,” pungkasnya. (Sarrah/job)