KOTA CIREBON, SC- Kasus HIV/AIDS tahun 2021 ini cenderung mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini diharapkan dapat menjadi awal yang baik untuk mencanangkan program Cirebon ending HIV-AIDS di tahun 2030 mendatang.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cirebon, Sri Maryati mengatakan, sampai bulan Oktober 2021, jumlah kasus HIV aktif di Kota Cirebon mencapai 1.700 orang. Dari jumlah tersebut, yang status kependudukannya ber-KTP Kota Cirebon hanya sekitar 600-an.
Mayoritas orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tersebut, lanjut Sri, dalam pemantauan dan pengawasan KPA dan sudah menjalani pengobatan rutin di fasilitas kesehatan (faskes) yang ditunjuk. Pihaknya punya PR (pekerjaan rumah, red) sekitar 80 orang lagi yang belum mau melanjutkan ke tindakan pengobatan.
“Yang 80 orang ini, lagi diadvokasi supaya mau berobat dan supaya tidak memburuk kondisinya dan tidak menularkan ke yang lain. Layanan kesehatan juga sudah mulai membuka diri untuk memberi pengobatan kepada pasien HIV/AIDS,” ujar Sri Maryati, usai pencanangan Cirebon Ending AIDS 2030, di gedung Setda, Kamis (28/10/2021).
Menurutnya, penambahan kasus positif HIV yang terdeteksi awal tahun ini hingga Oktober terdapat 46 kasus. Jumlahnya relatif menurun jika dibandingkan penambahan kasus baru tahun lalu yang mencapai 200-an.
Hal ini, imbuh Sri, diharapkan menjadi sebuah awal yang bagus untuk menuju program Cirebon Ending AIDS 2030. Walaupun diakui Sri, salah satu penyebab masih sedikitnya kasus baru yang terjaring, adalah jumlah pengetesan yang belum berlangsung masif.
“Memang tes HIV/AIDS juga baru dibuka beberapa bulan terakhir, mobile visit juga baru kita galakkan lagi. Mudah-mudahan semakin banyak menggelar tes dapat terdeteksi kembali dan melokalisir penyebarannya,” tuturnya.
Oleh sebab itu, melalui pencanangan program Cirebon Ending AIDS 2030 ini, pihaknya mencoba mengikat komitmen semua stakholder dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota Cirebon, sehingga terpantau progres pencapaiannya secara berkala.
“Apalagi, tahun 2030 itu sendiri bukan waktu yang lama, harus menyiapkan diri agar tahun 2030 tidak ada kasus baru HIV tidak ada meninggal karena AIDS,” tuturnya.
Sementara itu, aktivis Forum Warga Peduli HIV AIDS Jabar, Danial Ramadhania menjelaskan, penanggulangan HIV di Jabar belum melibatkan berbagai elemen.
“Pentahelix didorong untuk itu, akademisi, perangkat sektor dan media masa. Semua komponen pentahelix dapat memberikan dampak positif tujuan ending AIDS 2030,” katanya.
BACA JUGA: Dinas Kesehatan Kota Cirebon: PTM 100 persen Belum Dapat Diterapkan
Menurut Danial, di Jawa Barat kasus HIV sidah mencapai 50.000 kasus. Menurutnya, jika dibanding dengan junlah penduduk Jabar sudah 0,1 persen.
“Maka dari itu, perlu komitmen semua komponen untuk mendukung program ending AIDS 2030 yang kini sudah menjadi misi Jawa Barat dan misi nasional,” tandasnya. (Surya)