KABUPATEN CIREBON, SC- Bosan dengan pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, sejumlah mahasiswa STKIP Invada Cirebon dengan dukungan tinggi dari pihak kampus, membuat produk kesehatan berlabel Alodia yang berbahan dasar garam kasar.
Humas STKIP Invada Cirebon, Cici Situmorang mengatakan, akibat pandemi yang tak kunjung henti ditambah adanya PPKM, mahasiswa terus menerus mengalami kesulitan. Sehingga, selama masa sulit dan demi mengusir rasa bosan, muncul ide berlian untuk membuat garam kesehatan.
“Sebenarnya ide ini sudah beberapa bulan yang lalu. Mahasiswa kan kondisi sekarang sedikit sulit. Itu pasti lumayan membuat mahasiswa jenih. Akhirnya ada ide brilian untuk bisa memproduk sesuatu,” kata Cici, Rabu (3/11/2021).
Garam kesehatan, lanjut Cici, dibuat dengan modal yang sedikit, tapi bahan dan materi yang mudah ditemukan. Disisi lain juga membantu perekonomian para petani garam, dengan menaikkan harga jual garam. Sementara bagi mahasiswa, garam kesehatan Alodia memberi pemasukan bagi mereka.
“Karena ini memberi keuntungan bagi mahasiswa dan juga para petani garam. Kampus sangat mendukung atau mensupport ide brilian yang sudah ada sejak beberapa bulan lalu dan dengan hasil ini pun kampus sangat mengapresiasi,” bebernya.
Dikatakannya, garam kesehatan ini berfungsi untuk relaksasi badan dan banyak fungsi lainnya. Sedangkan garam yang digunakan merupakan garam kasar yang diperoleh dari laut di Gebang.
“Garam kasar di laut di gebang yang kemudian, diberi aroma essensial,” ujarnya.
BACA JUGA: Bupati Cirebon Ajak Kadin Pulihkan Ekonomi
Menurutnya, garam kesehatan ini dijual seharga Rp15.000 per kemasan. Untuk penjualannya sendiri masih lingkungan kampus dan baru-baru ini terdapat pesanan ke Hongkong sebanyak 72 kemasan.
Masih kata Cici, melihat peminat yang mencapai luar negeri juga ditambah antusias mahasiswa dalam pengerjaannya, kampus akan terus support hingga bisa diterima semua kalangan masyarakat.
“Kampus akan terus support sampai diterima seluruh kalangan masyarakat,” pungkasnya. (Sarrah/Job)