KABUPATEN CIREBON, SC- Sejumlah pengusaha batu alam di wilayah Dukupuntang, Kabupaten Cirebon mengeluhkan, banyaknya praktik ala mafia yang kerap merugikan mereka. Praktik ala mafia itu sering kali berupa penipuan, baik yang dilakukan klien maupun supplier atau pemasok.
Seperti dituturkan seorang pengusaha batu alam yang kerap disapa Eki kepada Suara Cirebon, Rabu (17/11/2021).
Menurut Eki, pengusaha batu alam seperti dirinya kerap harus menghadapi praktik penipuan yang dilakukan pembeli atau klien hingga pemasok. Modusnya, kerap berganti-ganti sehingga tidak jarang pengusaha mengalami kerugian yang cukup besar.
“Sering dan memang banyak. Hanya saja, saya khususnya ikhlaskan saja. Tapi kemarin ada yang sudah sama-sama kami (pengusaha industri batu alam) laporkan mafia (penipu). Katanya masih dalam pencarian. Daripada relokasi kita lebih resah dengan hal tersebut,” ujarnya.
Nahkan, lanjut Eki, tidak jarang para mafia itu berpindah dari satu pengusaha ke pengusaha lainnya. Namun, berkat adanya kerja sama, lanjut Eki, nama-nama mafia batu alam itu telah mereka black list.
“Banyak sebenarnya yang masih berkeliaran. Cuma kita biarkan, tapi tetap sesama pengusaha juga bekerja sama untuk tidak mempekerjakan mafia itu,” ujarnya.
Dikatakannya, mafia ini bukan lagi korup atau membawa kabur uang dan batu alam tanpa membayar, terkadang mengaku sebagai pengusaha besar.
“Bukan korupsi atau kabur bawa uang, tapi membohongi ada kejadian klien dari Bali ditipu dengan mengakui dia (mafia) punya usaha ini (batu alam). Saya pun dikatakannya akan memperoleh pesanan sehingga harus menyiapkan batu alam pesanan. Namun, tidak ada kabar tiba-tiba klien telepon saya menanyakan barang,” jelasnya.
Berbeda kasus dengan Eki, pria yang akrab disapa Hadi juga seringkali mengalami penipuan oleh klien, dari luar kota seperti Bandung. Dijelaskannya, bahwa pada saat itu klien mengaku memiliki penghasilan yang mencapai ratusan juta perbulan, jadi tidak perlu khawatir tidak dibayar.
“Waktu itu sistemnya kontrak, sudah ada MoU. Dia awal-awal bayar. Kedua pun bayar, pas pembayaran ketiga dia tidak ada respon begitupun dengan berikutnya. Saya ingat betul dia orang Bandung. Sampai-sampai kontak saya pun di blokir,” kata Hadi.
BACA JUGA: Relokasi Perajin Batu Alam Tunggu Ketegasan Provinsi
Tindak penipuan yang dialami para pengusaha batu alam, diakuinya memang sulit dihindari. Sebab, pengusaha pun tak dapat menolak konsumen hanya karena alasan uang. Akan tetapi, dibanding penipuan oleh klien jumlah mafia lebih banyak tersebar.
“Klien yang menipu banyak. Tapi mafia lebih banyak lagi,” tuturnya.
Untuk itu, saat ini tiap-tiap pengusaha hanya dapat mengandalkan klien yang memang siap bayar di tempat.
“Jangan krim barang sebelum ada MoU. Sedangkan untuk mafia, hanya dapat dihindari hanya dengan mempercayakan orang yang memang sudah berpengalaman,” pungkasnya. (Sarrah/job)