DIPERKIRAKAN umurnya sudah mencapai ratusan tahun dan selama itu pula telah dimanfaatkan warga sekitar, namun, airnya tak pernah mongering, sekalipun pada saat kemarau. Sumur Ciseureuh yang dipercaya warga merupakan bagian dari aliran dari Gunung Ciremai ini. Sumur ini terletak di Desa Kamarang, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon.
Salah seorang warga setempat, Aep Rosidin mengatakan, sumur ini merupakan sumber penghidupan warga desa. Tidak hanya Desa Kamarang, beberapa desa di sekitarnya. Seperti Kamarang Lebak dan pangembangan juga turut memanfaatkan sebelum adanya weslik. Sumur Cisereh telah ada jauh sebelum dirinya lahir. Ia juga menyebutkan bahwa tidak ada yang tahu awal mulanya sumur ini muncul.
“Saya lahir itu tahun 1956-an, dan sudah ada sejak saya sebelum lahir. Ini sumur muncul secara alamiah, dan dikatakan bahwa sumur ini itu betusan (letusan) jalur air Gunung Ciremai,” katanya, Senin (15/11).
Sumur Ciseureuh terdapat dua titik, yang utama berlokasi di tengah sawah dengan diameter kurang lebih satu setengah meter dan kedalaman kurang lebih 1 meter. Kemudian, titik kedua berada kurang lebih 100 meter sumur utama, dengan bentukan 2 bak persegi berukuran kurang lebih 2 X 2 meter. Berbeda dengan titik utama, sumur di titik kedua lebih sering dimanfaatkan karena debit air, dan kebersihannya lebih terjamin.
“Ada dua titik yang utama di tengah sawah itu (sambil menunjukkan) cuma karena airnya sedikit dan keruh jadi jarang digunakan untuk konsumsi kebutuhan sehari-hari. Tapi kalau kemarau, kaum pria menggunakannya untuk mandi, apabila sumur yang tadi dipenuhi warga,” paparnya.
Sementara Kuwu Kemarang, Endang Kusnandar, mengungkapkan, dikarenakan tak pernah kering dikala musim kemarau, sumur Ciseureuh seringkali digunakan untuk kebutuhan sehari-hari termasuk masak dan minum.
“Sering dipakai kalau kemarau. Desa Kamarang kalau tidak ada sumur Ciseureuh akan kesulitan air setiap kali musim kemarau,” bebernya.
BACA JUGA: Dana Kurang, Perizinan Sulit, Kawasan Wisata Curug Gentong Terbengkalai
Ia juga mengungkapkan alasan sumur ini juga dinamakan Sumur Ciseureuh, karena banyaknya pohon sirih di sekitar sumur. “Banyak pohon seureuh (sirih) besar tadinya pokoknya banyak pohon-pohon besar tadinya cuma karena mati akhirnya dipotong,” jelasnya.
Endang juga menyampaikan, bahwa pengairan di desanya belum sepenuhnya teraliri air bersih yang cukup bagi warganya. Namun, karena adanya sumur Ciseurueh cukup terbantu, terlebih dikala musim kemarau.
“Kita warga desa yang baru teraliri air bersih itu sejauh 60 persen. Sisanya, masih mengandalkan termasuk untuk sawah juga dari sumur Ciseureuh. Insya Allah dalam waktu dekat akan kita maksimalkan pengairan ke rumah-rumah warga, kemudian air sumur Ciseureuh akan digunakan untuk kepentingan lain seperti kebutuhan perencanaan wisata agri,” pungkasnya. (Sarrah)