KABUPATEN CIREBON, SC- Tak hanya harga minyak goreng yang mencekik, industri kerupuk mlarat jadi melorot. Hal ini diakibatkan oleh musim penghujan, dan harga tapioka sebagai bahan baku pun turut menghantam biaya produksi kerupuk khas Cirebon ini. Tidak hanya itu, penjualan pun mengalami kelesuan.
Salah seorang pengusaha kerupuk mlarat di Desa Setu Kulon, Kecamatan Weru, Kabuoaten Cirebon, Maksum Sumantri, mengatakan, bahwa proses pengeringan menjadi lebih lama, dibanding biasanya, yang jika pada musim panas lalu hanya perlu memakan waktu sehari, sekarang bisa tiga hari.
“Jelas berimbas kalau kemarau panas kemarin, sehari pasti kering kalau musim hujan tiga hari,” kata Maksum seusai menggoreng kerupuk, Rabu (24/11/2021) lalu.
Belum lagi,lanjutnya, jika kerupuk tak sempat terangkat ketika hujan tiba-tiba turun, maka kerupuk akan mengembang akibat air, yang kemudian perlu dijemur kembali selama 3 hari.
“Iya, kalau kelihatan mendung langsung angkat, karena kalau ga keburu hujan, ya megar (mengembang) dan perlu dijemur lagi kurang lebih tiga hari lagi,” ucapnya.
Tak dilanda hujan saja, harga bahan baku utama yaitu tapioka, perkwintalnya naik Rp30.000. Minyak naik dari biasanya Rp12.500 sampai Rp13.000 sekarang Rp18.000 per kilo, dan sehari goreng itu butuh 15 kilo, tapiokanya juga naik padahal kebutuhan pokok buat kerupuk mlarat kurang lebih sekuintal, itu naik Rp30.000.
BACA JUGA: Covid-19 Melandai, Harga Minyak Goreng Meroket
Bak diterjang berbagai badai, penjualan pun sedang menurun. Dari produksi sekuintal yang dapat menjadi 100 bodeg atau papan tidak langsung terjual habis, dan harganya pun tidak bisa dinaikkan.
“Penjualan kadang ada kadang enggak, biasanya pada ambil atau kalau dianterin itu ke Celancang sama Patrol. Sudah harga bahan baku naik, harga kerupuk mlarat mentah per kilo masih tetap di kisaran Rp13.000 per kilo. Kan susah mau dinaikkan, harga pabrik besarnya yang jual mentah segitu, ya mau naikkin nanti tambah susah jualnya,” ujarnya.
Meski begitu, Maksum dibantu warga sekitar dan istrinya tetap memproduksi kerupuk mlarat. Setidaknya, keluarganya tetap bisa bertahan untuk makan dan kebutuhan sehari-hari lainnya. (Sarrah)