KABUPATEN CIREBON, SC- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kertajati Majalengka mengimbau masyarakat di Wilayah Ciayumajakuning untuk waspada dan berhati-hati adanya potensi cuaca ekstrem. Hal itu diungkapkan Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Kertajati Majalengka, Ahmad Faidzin melalui pesannya, Sabtu (4/12/2021).
Faidzin menyebut, cuaca ekstrem berupaya hujan deras dan angin kencang masih berpotensi terjadi hingga puncak musim penghujan pada bulan Januari hingga Februari tahun 2022 mendatang. Menurutnya, cuaca ektrem itu akibat adanya fenomena La Nina.
“La Nina menyebabkan cuaca ektrem disertai hujan dan angin kencang. Perlu diwaspadai juga dampak pohon tumbang akibat angin kencang,” kata Faidzin.
Ia menyebut, sejumlah bencana angin kencang yang menyertai hujan deras di Losari, Kabupaten Cirebon, Rabu (1/12/2021) petang dan di Kota Cirebon, pada Jumat (3/12/2021) malam kemarin, merupakan dampak akibat fenomena La Nina.
“Kondisi serupa masih mungkin terjadi karena sekarang belum masuk puncak musim hujan,” ujarnya.
Pihaknya meminta masyarakat uktuk waspada dan berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah serta memperhatikan lingkungan sekitar seperti memangkas atau menebang pohon yang sudah tua dan lapuk.
“Lingkungan sekitar harus diperhatikan untuk meminimalisir terjadinya bencana yang diakibatkan cuaca ekstrem,” tuturnya.
Faidzin menyebut, La Nina tidak hanya berdampak pada cuaca di darat, namun juga menyebabkan gelombang tinggi di perairan Indonesia, termasuk di Laut Cirebon dan Indramayu.
“Kepada para nelayan agar hati-hati dan waspada karena cuaca ektrem menyebabkan gelombang tinggi di perairan Cirebon dan sekitarnya. Waspada dan hati-hati saat melaut dan kalau bisa jangan terlalu memaksakan diri terlalu jauh,” pungkasnya.
Sebelumnya, dalam siaran presnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia. Potensi tersebut terjadi hingga 9 Desember 2021.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, berdasarkan hasil analisis terkini dalam sepekan ke depan diperkirakan terjadi peningkatan dinamika atmosfer. Peningkatan ini, kata dia dapat meningkatkan potensi kejadian cuaca ekstrem di bagian wilayah Indonesia.
“Sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki periode musim hujan. Dengan indikasi aktifnya fenomena La Nina pada periode musim hujan ini, kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di atas normal harus lebih ditingkatkan,” ujar Dwikorita dikutip dalam siaran pers BMKG, Jumat (3/12/2021).
BACA JUGA: Angin Tumbangkan Pohon dan Rusak Puluhan Rumah di Kota Cirebon
Dia menjelaskan, menjauhnya sistem Siklon Nyatoh dan bibit siklon 94W dari wilayah Indonesia membuka peluang terjadinya peningkatan dinamika atmosfer lain. Peningkatan itu lanjut dia, seperti aliran massa udara yang cukup intens dari wilayah Laut China Selatan ke arah selatan memasuki wilayah atmosfer Indonesia.
Menurutnya, kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan yang dapat menimbulkan curah hujan tinggi di wilayah Indonesia.
“Waspada bencana hidrometeorologi yang kemungkinan menyertainya. Mulai dari banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan sebagainya,” ucapnya. (Red/SC)