KABUPATEN CIREBON, SC- Anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Yoga Setiawan dan Rohayati menghadiri diskusi publik Menyukseskan Pembangunan Berbasis Kewilayahan dengan Sinergitas para Pimpinan Daerah yang digelar Pemerintah Kecamatan Plered di alula kecamatan setempat, Jumat (3/12/2021) lalu.
Dalam diskusi yang mengambul subtema Perda Sampah tersebut, hadir para kuwu se-Kecamatan Plered, perwakilan Polresta Cirebon dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon.
Dalam paparannya, anggota DPRD Kabupaten Cirebon dari Fraksi PDI Perjuangan, Rohayati, mengatakan, saat ini dewan tengah membahas Perda tentang Sampah.
“Saat sudah disahkan nanti semoga pengelolaan sampah dapat lebih tertib dan diharapkan Kabupaten Cirebon bebas sampah di tahun 2024,” katanya.
Menurutnya, dalam perda itu disebut setiap desa harus memiliki lahan yang disiapkan khusus untuk tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Ia menyebut, desa yang tidak mempunyai lahan kosong bisa menjalin kerja sama dengan desa tetangga untuk menyelesaikan persoalan sampah tersebut,
“Bekerja sama dengan tetangga desa. Buat MoU sehingga dapat berkolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan sampah,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Plered Hardomo menyambut baik kegiatan diskusi publik tersebut. Menutnya, diskusi publik merupakan sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarpimpinan daerah baik di eksekutif maupun di legislatif.
“Tema hari ini tentang Perda Sampah. Memang harus kita akui permasalahan sampah masih menjadi permasalahan utama di Kecamatan Plered, karena desa belum bisa mengelola secara mandiri. Kendalanya, keterbatasan lahan serta keterbatasan personel. Akhirnya kita masih mengandalkan dari Dinas Lingkungan Hidup untuk pengangkutan sampahnya,” kata Hardomo.
BACA JUGA: Permasalahan Sampah Jadi Perhatian Wantannas
Diakuinya, meski sejak tahun 2018 persoalan sampah dikembalikan pada pemerintahan desa untuk memanejnya, namun banyak terjadi kendala di lapangan.
“Ada desa yang tidak punya ruang, ada yang TPS nya menumpuk belum diambil oleh pihak berwenang dan terjadinya TPS liar yang membuat pandangan kurang sedap. Harapan saya mudah-mudahan pengelolaan sampah ini lebih efektif kalau dilakukan di tingkat desa masing-masing,” tandasnya. (Vicky/Narsita)