Emik, pria berusia kurang lebih 20 tahunan akhir ini mengatakan, bahwa sejak pandemi Covid-19 melanda tanah air, pendapatan turun drastis hingga 50 persen, yang mengakibatkan banyak kegiatan seni yang tutup.
Meskipun begitu, kegiatan seni di Kabupaten Cirebon sendiri perlahan mulai diselenggarakan. Tak hanya itu, sejak pandemi terpantau landai, dirinya melaksanakan workshop luar daerah yaitu Jawa Timur.
“Ya pendapatan turun pasti dan masih stagnan, workshop banyak yang tertunda. Tapi, untungnya kegiatan seni dan workshop di lokal Cirebon dan Indramayu tetap berjalan, kemarin juga saya ke Jawa Timur untuk workshop,” kata Emik, Minggu (5/12/2021).
Meski menurun, popularitas karya Emik sendiri sudah mencapai seluruh Indonesia. Karena, hal ini pulalah yang dapat menolong sedikitnya Emik di masa sulit pandemi ini.
“Penjualan ke seluruh Indonesia, pesanan berorang ya untungnya sih ada saja entah Jawa Timur, atau yang lainnya, baik langsung atau ada yang reseller,”ujarnya.
BACA JUGA: Pemuda Cirebon Bentuk Gerakan Solutif
Harga yang dibandrol Emik untuk karya lukis ukir miliknya bervariatif, tergantung ukuran, kesulitan gambar, dan bahan media lukis ukir.
“Harga paling murah Rp350.000 seukuran kurang lebih 10 R sampai Rp10 juta. Kalau wajah mahal karena kesulitannya, terus tergantung, bahannya ada kuningan dan aluminium,” tutupnya. (Sarrah)