MARAKNYA kasus kekerasan dan pelecehan seksual baik pada anak, remaja, bahkan, orang dewasa patut jadi perhatian. Pasalnya, apapun yang berkaitan dengan kejahatan seksual akan menjadi trauma.
Seorang Psikolog Rini S. Minarso, mengatakan, secara jelas dan pasti sebuah kejahatan seksual dapat mengakibatkan trauma. Baik itu pelecehan, kekerasan, apalagi kedua-duanya.
“Entah itu ringan, sedang, dan berat jelas dong, Segala hal yang berkaitan dengan kekerasan seksual dan kekerasan fisik akan menyebabkan trauma,” katanya, belum lama ini.
Disebutkannya, trauma tidak memandang jenis kelamin, dan usia, apalagi anak-anak. Karenanya, perlu perhatian dan pendampingan orang tua dan psikologis harus selalu diutamakan.
“Anak umur 5 tahun biasanya sih dia ingat terhadap kejadian-kejadian buruk. Tetapi apakah menimbulkan trauma seperti apa dan sebesar apa tergantung penanganan. Kalau penanganan, dan pendampingan traumanya, terselesaikan dengan baik maka akan perlahan hilang,” terangnyanya.
Bahkan, sambungnya, untuk usia anak-anak, jauh lebih mudah beradaptasi lebih cepat mengingat hal – hal baik daripada buruk dalam kehidupannya. Mengingat, dunia anak yang lebih banyak bermain.
“Tapi memang terkadang banyak orang tua tidak tahu apa yang harus dilakukan. Sehingga, tidak memperhatikan usia anak-anak yang mengalami pelecehan dan berefek trauma berkepanjangan. Apalagi, jikalau tidak hanya pelecehan namun, juga dengan kekerasan, maka akan menimbulkan dampak psikologis yang berat,” paparnya.
BACA JUGA: Waspada, Sodomi Bisa Dilakukan Siapapun
Menyibukkan anak-anak dengan kegiatan yang lebih bermanfaat baik itu bermain, mengaji, dan lainnya dapat mempercepat pemulihan. Rini melarang, apabila orang tua atau orang terdekat memaksa korban dengan ucapan “sudah, lupakan masa lalu,” terlebih untuk anak remaja, dan dewasa.
“Jangan memaksa anak untuk melupakan, karena justru akan teringat. Memang memotivasi bagus, tapi untuk kata-kata ‘sudah jangan diingat, lupakan masa lalu’ justru kalimat tersebut membuat anak terus mengingat,” ucapnya.
Apabila anak korban atau korban remaja atau dewasa melamun, maka dapat dilakukan tindakan yang sederhana. Di antaranya mengusap punggung, kemudian bercerita baik soal masa muda, hal lucu dan lainnya.
“Mengusap, dan bercerita. Merupakan support bagi anak remaja ini untuk usia dewasa. Sebaliknya untuk anak-anak lebih diarahkan untuk bermain, berkreasi, agar berprestasi. Disarankan untuk pindah rumah pula agar tidak mengingat terus menerus hal buruk,” pungkasnya.(Sarrah)