KABUPATEN CIREBON, SC- Kualitas pendidikan di Kabupaten Cirebon dinilai masih tertinggal jauh dengan kota-kota besar lainnya. Ketertinggalan tersebut terlihat dari hasil keluaran (output) yang gap yang terlalu jauh dengan siswa lulusan kota-kota besar. Hal itu dikemukakan Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, M Luthfi saat menyinggung kualitas pendidikan secara umum di Kabupaten Cirebon.
Luthfi mencontohkan, ketika lulusan SMP di Jakarta sudah mahir berbahasa Inggris atau lulusan SMP dari Jawa Timur sudah mahir berbahasa Arab, sementara dari Kabupaten Cirebon belum bisa menjangkau kedua hal itu.
“Di kita masih ribut adanya siswa yang belum bisa baca, ini kan kacau. Padahal berbicara pendidikan, ya berbicara investasi masa depan anak bangsa. Tapi persoalannya kualitas pendidikannya masih belum tersentuh, kalah jauh dengan kota-kota besar lainnya,” kata Luthfi, Senin (17/1/2022).
Selain itu, lanjut Luthfi, dalam persoalan terkait manajemen pendidikan, banyak di antara kepala sekolah yang tidak memiliki kompetensi sebagai pengambil keputusan. Luthfi juga menyooroti sebaran jumlah lulusan yang belum merata, sehingga terjadinya fenomena sekolah gemuk dan tidak.
“Persoalan itu setiap tahun selalu terjadi, sekolah swasta tidak kebagian murid. Alasannya tidak ada pendaftar, siswanya habis masuk ke sekolah negeri semua. Padahal, ketika kualitas pendidikan bisa dipertanggungjawabkan, tentu itu tidak akan terjadi,” ujarnya.
Ia menegaskan agar persoalan-persoalan yang mengemuka tidak muncul berulang-ulang setiap tahunnya.
“Soal ini bisa selesai kalau kita punya peta pendidikan di Kabupaten Cirebon, kira-kira 10 tahun ke depan akan seperti apa,” kata kader PKB tersebut.
BACA JUGA: Siap Tampung 10 Ribu Mahasiswa, ITB Diminta Berkontribusi Majukan Kabupaten Cirebon
Dirinya sepakat sekolah swasta memegang peranan penting dalam memajukan pendidikan. Ia menyayangkan kenapa harus ada perbedaan, baik dari segi pelayanan maupun jaminan pada sekolah negeri dan swasta.
“Berkaca ke kota-kota besar, sekolah negeri mulai di tinggalkan masyarakat. Orang tua atau wali murid lebih senang menitipkan anak-anaknya ke sekolah swasta. Alasannya jelas, karena kualitas pendidikannya bisa dipertanggungjawabkan, output yang dihasilkan terbukti meskipun harus mengeluarkan biaya lebih tidak masalah,” ujarnya.
BACA JUGA: Kabupaten Cirebon Masih Zona Merah Bencana, Paket Bantuan Dinas Sosial Berkurang 50 Persen
Menurut Luthfi, harusnya manajemen sekolah swasta yang ada di Kabupaten Cirebon bisa mempelajari hal itu. Luthfi menyebut, 20 persen anggaran pendidikan digelontorkan dari APBN, bertujuan untuk menciptakan SDM masa depan bangsa yang lebih baik.
“Apa kira-kira yang harus diperbaiki di internal dunia pendidikan kita, baik untuk sekolah negeri maupun sekolah swasta, agar semangatnya sama, menghasilkan SDM yang mampu berdaya saing dan berkualitas,” pungkasnya. (Sarrah/job)