KABUPATEN CIREBON, SC- Indeks literasi membaca Provinsi Jawa Barat masih terbilang cukup rendah yaitu pada angka 61,49 persen. Kondisi itu dikarenakan tingkat leterasi sejumlah daerah di Jawa Barat yang masih rendah.
Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat, Hening Widiatmoko, saat acara Safari Literasi yang dihadiri Duta Baca di SMPN 1 Sumber, Kamis (20/1/2022).
“Literasi membaca di Jawa Barat masih cukup rendah 61,49 persen, masih jauh. Artinya masih ada tugas berat kita untuk mendorong lebih lagi agar memiliki minat baca,” ujar Hening.
BACA JUGA: Siap Tampung 10 Ribu Mahasiswa, ITB Diminta Berkontribusi Majukan Kabupaten Cirebon
Menurut Hening, sekolah merupakan langkah tepat dan cepat untuk menumbuhkan kecintaan anak pada literasi. Ia juga mengapresiasi keberadaan 25 komunitas literasi di Kabupaten Cirebon yang aktif menularkan budaya membaca dan memerangi buta baca dan tulis.
“Alhamdulillah rangkaian safari literasi dihadiri duta baca Indonesia. Dispusipda Jawa Barat bersyukur di Jabar ada dua daerah yang didatangi oleh Duta Baca Indonesia,” kata Hening.
Duta baca yang maksud yakni Heri, Hendrayana, Haris atau yang dengan beken Wulagong.
BACA JUGA: KBM Tatap Muka di Kabupaten Cirebon Kembali Normal
Ia juga menilai, tagline safari literasi “membaca itu sehat, menulis itu hebat” dinilai bagus untuk mendorong generasi muda.
Sementara itu, Sekretaris Dinas (Sekdis) Disarpus Kabupaten Cirebon menuturkan, dalam rangka peningkatan minat baca untuk sekolah dan umum, banyak masyarakat yang terlibat utamanya melalui komunitas.
“Alhamdulillah, masyarakat banyak yang terlibat dan salah satu komunitas yang akan dikunjungi safari literasi adalah salah satu komunitas di Gombang, Plumbon,” sebutnya.
Tidak hanya meningkatkan literasi pada masyarakat, Disarpus juga turut berupaya untuk mengupayakan mengaktifkan lagi 15 komunitas lainnya yang masih layu, melalui Focus Group Discussion (FGD) pada Perpusda di Sumber.
“Ada 25 yang aktif dari 40 alhamdulillah kita tiap bulan ada FGD di Perpusda Sumber, dan ada komunitas yang dapat penghargaan dari Perpusnas,” tutupnya. (Sarrah/job)