Dibantu pihak pemerintah desa setempat dan anggota TNI, warga terdampak banjir melakukan bersih-bersih lumpur dan sampah yang ditinggalkan luapan Sungai Singaraja tersebut. Tak hanya membersihkan rumah dan pekarangan, warga juga membersihkan sampah yang tersangkut tepat di bawah jembatan di Blok Pulo Undrus Desa Tuk Karangsuwung, Senin (31/1/2022).
Kuwu Tuk Karangsuwung, Azis Maulana mengatakan, banjir sedikitnya merendam 160 rumah warga dengan ketinggian hingga mencapai 2,2 meter merupakan luapan Sungai Singaraja. Menurutnya, sungai yang melintasi desanya tersebut, sudah tidak mampu menampung debit air. Pihaknya menduga hal itu terjadi karena adanya pendangkalan dan penyempitan saluran Sungai Singaraja.
BACA JUGA: Korban Banjir Waled Mengaku Bosan, Ingin Hidup Normal tanpa Rutinitas Banjir Tahunan
Menurut Azis, Sungai singaraja seharusnya segera dilakukan normalisasi minimal pengerukan. Pasalnya, jika dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan saat hujan turun dengan intensitas tinggi, banjir akan kembali merendam permukiman. Hal ini menurut Azis, terjadi hampir setiap tahun.
“Kami sudah melakukan pengajuan untuk dilakukan normalisasi Sungai Singaraja semenjak tahun 2020 lalu, namun hingga sekarang pengajuan tersebut belum juga direalisasikan,” kata Azis kepada Suara Cirebon, di sela membantu membersihkan rumah salah seorang warganya.
Azis menuturkan, sempat berkomunikasi dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWS CC) melalui sambungan seluler, untuk mengeluhkan kondisi Sungai Singaraja dan memastikan adanya normalisasi. Namun, di luar prediksi, dirinya malah mendapat perlakuan yang kurang baik.
BACA JUGA: Bupati Cirebon, Imron: Pemerintah Pusat Harus Turun Tangan Tangani Banjir Cirebon Timur