KABUPATEN CIREBON, SC- Sebanyak 80 peserta yang berasal dari wilayah Ciayumajakuning mengikuti festival tari topeng dan jaipongan, yang digelar Saung Budaya Kopiah Gebang bersama Forum Komunikasi Warga Sutajaya Gebang (FKWSG), di Pendopo Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Sabtu-Minggu (5-6/2/2022).
Ketua pelaksana kegiatan, Sulaeman, mengatakan, tari topeng merupakan salah satu warisan dan aset seni budaya Cirebon, sementara tari jaipong adalah khas Jawa Barat yang yang harus dipelihara kelestariannya.
Salah satu upayanya, lanjut Sulaeman, dengan menggelar kegiatan lomba tari yang sekaligus ajang mempromosikan tarian itu kepada khalayak agar bisa terus berkembang.
“Tari topeng dan tari jaipon sengaja dipilih karena banyak sanggar yang konsen melestarikan seni tari ini. Adapun kegiatannya dibagi dalam tiga kategori yaitu usia SD, SMP dan SMA,” kata Suleman.
BACA JUGA: Gegesik Kulon Lestarikan Budaya Tari Topeng
Pria yang kerap disapa Lamsijan itu mengatakan, pihaknya mengakomodir 5 wanda topeng dari kelana, panji samba, rumyang dan patih. Menurutnya, penilaian dilakukan oleh tim juri baik dari Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon dan Diamont Manajemen.
“Untuk tari jaipong digelar hari Sabtu diikuti 25 peserta, sementara untuk lomba tari topeng pada Minggu yang diikuti sebanyak 55 peserta,” ujarnya.
Lanjut Lamsijan, kegiatan ini untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal, serta untuk meningkatkan kualitas seni tari topeng dan jaipong.
“Ini harus dijaga oleh generasi penerus agar seni budaya ini tetap lestari,” ujarnya.
BACA JUGA: Dinilai Sangat Layak, Cirebon Timur Tak Masuk Daftar CPDOB
Sementara itu, Ketua FKWSG, H. Tarmadi mengatakan, pagelaran lomba tari topeng dan tari jaipong ini, selain untuk mengenalkan sanggar seni budaya yang ada di Ciayumajakuning, juga sebagai wahana untuk bersilaturahmi dan saling berbagi informasi, terkait metode-metode pembinaan di masing-masing sanggar.
FKWSG merasa bersyukur dikarenakan diberi kesempatan untuk bisa memfasilitasi lomba ini. Pihaknya berharap juara lomba bisa meningkatkan lagi untuk mampu menjadi juara di level selanjutnya yang lebih tinggi.
“Kegiatan ini juga adalah salah satu upaya untuk berbagi dengan mayarakat luas bahwa kegiatan ini sebagai tujuan menjadikan FKWSG sebagai lembaga yang konsen dalam melestarikan seni dan budaya,” kata Tarmadi.
Ditambahkan Tarmadi, banyak tantangan yang dihadapi dalam melestarikan seni dan budaya Cirebon, belum lagi di era globalisasi ini banyak budaya luar yang masuk ke Indonesia. Untuk memelihara dan melestarikannya, pihaknya mengajak kesadaran masyarakat untuk bersama tidak melupakan akar budayanya.
“Salah satunya dengan cara terus membuat even-even yang bersifat kompetisi serta mengundang pelaku-pelaku seni budaya lokal. Ini sebagai bentuk untuk melestarikan warisan seni dan budaya yang dimiliki. Kita berharap kesadaran masyarakat agar seni budaya yang yang menjadi warisan leluhur kita ini tetap dijaga kelestariannya,” pungkasnya. (Baim)