KABUPATEN CIREBON, SC- Kesadaran masyarakat menjadi kunci penting dalam penyelesaian persoalan sampah. Pasalnya, keberadaan tumpukan sampah liar dapat menjadi sumber penyakit, termasuk Demam Berdarah Dengue (DBD), terlebih di musim penghujan seperti sekarang ini.
Hal itu dikemukakan Kasi Kebersihan pada Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Teguh Budiman, menanggapi kian menjamurnya tempat pembuangan sampah (TPS) liar di Kabupaten Cirebon.
“Ya karena kesadaran masyarakat masih kurang,” ujar Teguh Budiman, Rabu (9/2/2022).
BACA JUGA: FKKC Minta Penanggulangan Sampah di Kabupaten Cirebon Jangan Sekadar Wacana
Teguh mengakui, sampai saat ini jumlah TPS liar di Kabupaten Cirebon memang masih banyak. Jumlahnya diperkirakan mencapai ratusan dan tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Cirebon. Dari ratusan TPS liar yang ada, kata dia, wilayah timur Kabupaten Cirebon menjadi penyumbang terbesar keberadaan TPS liar.
Menurut Teguh, upaya yang dilakukan DLH Kabupaten Cirebon masih dengan cara melakukan penyisiran dengan menerjunkan tim saber kebersihan. Diakuinya, cara tersebut memang tidak bisa menyelesaikan persoalan TPS liar. Hal itu, karena upaya yang dilakukan tidak bisa maksimal lantaran keterbatasan armada yang dimiliki DLH.
Ia menerangkan, saat ini jumlah armada yang dikerahkan untuk menyisir sampah liar hanya 39 unit. Jika dibandingkan dengan jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Cirebon sebanyak 40 kecamatan, maka jumlah armada yang ada masih jauh dari ideal.
BACA JUGA: Volume Sampah di Kabupaten Cirebon Tak Sebanding Armada Pengangkut
“Dalam sekali penyisiran satu armada melakukan satu kali pengangkutan. Makanya, idealnya dalam satu kecamatan itu ada dua armada,” kata Teguh.
Dengan hanya satu kali pengangkutan, lanjut Teguh, jumlah sampah yang bisa diangkut menjadi tidak maksimal. Karena kapasitas satu truk pengangkut sampah hanya sampai 6 kubik sampah. Kondisi tersebut seolah menjawab bahwa penyelesaian persoalan sampah tidak akan terealisasi sesuai dengan visi 2024 bebas sampah.
Terlebih lagi, dari semua desa yang ada di Kabupaten Cirebon baru 20 persen yang sudah melakukan MoU pengangkutan dan pelayanan sampah.
BACA JUGA: Akhir Tahun TPAS Kubangdeleg Siap Beroperasi
“Pemdes juga harusnya berperan aktif dalam persoalan ini. Mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan,” ucapnya.
Terpisah, Kuwu Lemahabang Kulon, Kecamatan Lemahabang, Rudiana mengeluhkan keberadaan tumpukan sampah liar yang berada di perbatasan antara Lemahabang menuju Desa Japurabakti Kecamatan Astanajapura, yang kondisinya sangat menghawatirkan.
Menurutnya, lokasi tersebut memang bukan diperuntukkan untuk menjadi TPS meski merupakan lahan kosong. Rudi mengatakan, lahan kosong bukan otomatis untuk penampungan sampah.
BACA JUGA: Lahan TPA Kubangdeleg sudah Dibayar Lunas
“Bebepa waktu lalu armada DLH melakukan pengangkutan sampah dari lokasi TPS liar itu, namun sangat disayangkan tidak berselang waktu lama sampah kembali menumpuk di situ. Ini terjadi karena kesadaran masyarakat masih sangat rendah,” kata Rudi.
Rudi menyebut, sampah-sampah tersebut dibuang orang yang tidak bertanggung jawab, yang dilakukan masyoritas warga dari luar Lemahabang Kulon.
“Mereka yang membuang kami yang terdampak. Kami berharap masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sembarang tempat,” tandasnya. (Islah/Baim)