KABUPATEN CIREBON, SC- Positivity rate kasus Covid-19 di Kabupaten Cirebon, khususnya di sekolah-sekolah baik Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih di bawah angka 5 persen. Nilai ambang batas tersebut dinilai aman untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) para siswa yang masih berlangsung saat ini.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Denny Supdiana, mengatakan, saat ini Disdik Kabupaten Cirebon masih menerapkan PTM 100 persen di semua SD dan SMP yang ada di Kabupaten Cirebon. Menurut Denny, pemberlakuan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) manakala Kabupaten Cirebon PPKM Level 3 atau ada kejadian luar biasa di sekolah-sekolah.
Hal itu, sesuai dengan surat edaran dari Dinkes tahun 2021 kemarin tentang pelaksanaan pendidikan dimasa pandemi Covid-19. Kendati demikian, untuk kepastian pemberlakuan PJJ tersebut pihaknya masih menunggu kebijakan Pemda lebih lanjut.
BACA JUGA: Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon Belum Terima Data Siswa Terpapar Omicron
“Katanya sih ada kebijakan baru, kami masih menunggu kebijakan baru itu. Jadi, saat ini biarkan saja dulu pelaksanaan KBM secara tatap muka diberlakukan seratus persen. Tapi protokol kesehatannya tetap dalam pengawasan kita-kita,” kata Denny, Rabu (9/2/2022).
Denny menambahkan, untuk memastikan proses pembelajaran agar aman dilaksanakan dan para siswa dalam kondisi sehat alias tidak terpapar Covid-19, pihaknya bersama Dinkes berkeliling ke sejumlah sekolah untuk melakukan uji swab. Dan hasil uji sampel tersebut ternyata cukup menggembirakan sehingga PJJ yang berlangsung saat ini dinilai masih aman.
“Kalau yang terpapar itu di bawah 5 persen maka masih bisa lanjut (PTM, red) dan yang lockdown hanya rombel yang terpapar saja. Tapi kalau di atas 5 persen, satu sekolah harus PJJ semua. Nah, saat ini kita masih belum PJJ, masih menyesuaikan dengan sikon. Jadi, ketika ada yang terpapar, kebijakannya ya seperti itu,” tegasnya.
BACA JUGA: Bupati Imron: Corona Jangan Sampai Timbulkan Musibah Kebodohan
Denny menegaskan, pihaknya tidak mau gegabah dalam pemberlakuan PJJ seratus persen. Pasalnya, ia juga masih mempertimbangkan kepentingan anak didik yang merasa nyaman dengan PTM serta keinginan orang tua siswa yang mendorong pemberlakuan PTM.
“Jadi harus sinkron semua, apalagi anak-anak kan baru masuk sekolah, masih baru nyaman,” ucapnya. (Islah)