KABUPATEN CIREBON, SC- Minimnya pasokan serta terbatasnya daging lokal dan impor membuat harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Cirebon mengalami kenaikan yang signifikan.
Sebagai alternatif kebutuhan akan daging, masyarakat pun beralih ke daging ayam potong. Kondisi tersebut, rupanya membuat permintaan daging ayam meningkat.
Seperti yang terjadi di Pasar Sumber, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, salah satu pedagang daging ayam potong, Sri Lestari, mengatakan, meningkatnya permintaan daging ayam potong sudah terjadi sejak awal Ramadhan. Ia menduga, peningkatan permintaan daging ayam tersebut akibat naiknya harga daging sapi.
BACA JUGA: Harga Gabah Anjlok, Petani Terpuruk
“Daging ayam sekarang menjadi alternatif setelah naiknya harga daging sapi. Jadi ya saat Ramadhan banyak dicari masyarakat,” kata Sri Lestari, Rabu (6/4/2022).
Menurutnya, peningkatan permintaan itu berimbas juga pada peningkatan harga jual daging ayam. Kini, harga daging ayam potong bisa dijual Rp36 ribu sampai Rp40 ribu per kilogram (kg)-nya. Padahal, sebelum Ramadhan harga daging ayam relatif stabil di kisaran angka Rp30 ribu-an.
“Mungkin karena banyak permintaan, jadi harganya serba naik. Kami ikut harga pasaran saja, kan buat nutupi modal juga. Sekarang per kilogramnya Rp36 ribu sampai Rp40 ribu,” ujarnya.
Kendati diakuinya peningkatan harga tersebut cukup cepat dan tak terkendali, namun permintaan daging tetap tinggi. Sehingga, di saat Ramadhan ini Sri pun mengaku mampu meningkatkan penjualan daging ayamnya.
“Biasanya, kita menyediakan daging per harinya hanya satu sampai dua kuintal. Sekarang bisa menghabiskan dua sampai tiga kuintal setiap harinya,” paparnya.
Perempuan asal Kecamatan Sumber itu menyebutkan, saat ini pasokan daging ayam masih terbilang aman dan tidak sampai terjadi kelangkaan. Ia berharap, agar selama Ramadhan ini kebutuhan terhadap daging ayam tetap aman.
“Harganya tetap stabil dan barangnya ada,” harapnya.
Sementara itu, warga Kelurahan Watubelah, Wina, mengaku kewalahan membelanjakan barang kebutuhan saat ini. Pasalnya, di saat Ramadhan harga-harga kebutuhan terbang bebas, sementara pemasukan minim. Karena itu, ia pun harus pandai-pandai mengatur uang dapur yang jatahnya tidak seberapa. Karena jika sampai salah mengambil keputusan, bisa-bisa keuangan keluarga bangkrut.
BACA JUGA: Harga Daging Sapi Tinggi, Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon Minta Pemerintah Segera Atasi
Ia mengaku membeli daging ayam potong tidak setiap hari. Daging ayam potong yang ia beli saat itu, hanya memenuhi kebutuhan sesekali saja.
“Kan jatah uang dapurnya segitu-gitunya. Kalau bisa sih, harga kebutuhan pokok diturunin, sekarang kan serba naik semua,” ucapnya. (Islah)