KOTA CIREBON, SC- Ribuan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Cirebon, Senin (11/4/2022). Salah satu tuntutannya, mereka menolak jabatan presiden 3 periode.
Sebelum unjuk rasa di DPRD Kota Cirebon, massa mahasiswa melakukan longmarch sambil membentangkan spanduk. Sepanjang jalan mereka meneriakan yel-yel penolakan terhadap jabatan presiden 3 periode, penundaan pemilu dan amandeman UUD 45.
“Mahasiswa menuntut pemerintah menurunkan harga BBM, sembako, pajak, dan menolak Rancangan Undang-undang (RUU) Ibu Kota Negara (IKN),” kata salah seorang koordinator aksi.
BACA JUGA: Mahasiswa Tolak Wacana Jabatan Presiden 3 Periode dan Kenaikan BBM
Namun upaya mahasiswa memasuki Gedung DPRD Kota Cirebon dihadang aparat kepolisian. Mengetahui hal itu, mahasiswa mencoba merangsek masuk depan gedung DPRD dan Balai Kota Cirebon untuk menyampaikan aspirasi, sehingga terjadi aksi saling dorong. Akibatnya kericuhahn pun tak terelakan.
Tak hanya saling dorong, aksi saling lempar pun terjadi. Mahasiswa melemparkan botol air mineral, sepatu hingga batu ke aparat yang berjaga.
Dalam tuntutannya, mahasiswa menolak jabatan presiden 3 periode, penundaan Pemilu 2024 dan amandemen UUD 45. Mahasiswa juga menolak kenaikan BBM dan sejumlah bahan kebutuhan pokok seperti minyak goreng.
BACA JUGA: Mahasiswa Cirebon Bergerak, Tolak Presiden 3 Periode, Kenaikan Harga BBM, hingga IKN
Salah seorang koordinator aksi, Yuda Thomas Saputra mengatakan, mahasiswa menilai pemerintah Jokowi tidak dapat mengeluarkan kebijakan yang tepat di tengah situasi yang menyulitkan masyarakat.
“Ketika keresahan masih terjadi, bukannya pemerintah memberikan ketenangan kepada masyarakat melainkan memberikan kegaduhan dengan memunculkan isu penundaan pemilu ataupun dukungan untuk 3 periode ini,” kata Yuda, dalam orasinya.
Yuda menilai kebijakan-kebijaka yang ditetapkan pemerintah saat ini sudah tidak pro terhadap rakyat. Untuk itu massa aksi mendesak Presiden Jokowi membuat pernyataan tegas untuk patuh terhadap konstitusi dan menolak penundaan pemilu 2024 atau usulan presiden 3 periode.
BACA JUGA: HMI Majalengka Tolak Jabatan Presiden Tiga Periode
Tuntutan lainnya, lanjut Yuda, mahasiswa ingin M. Lutfi sebagai Menteri Perdagangan sejara jantan mundur dari jabatannya. Mahasiwa juga mendesak Pemerintahan Presiden Jokowi segera menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat.
“Kami juga menginginkan Jokowi untuk menunda dan mengkaji ulang terkait RUU IKN,” katanya.
Sejumlah Orang Terluka
Sementara itu, buntut kericuhan menyebabkan sejumlah pengunjuk rasa dan aparat kepolisian terkula. Informasi yang dihimpun Suara Cirebon menyebut, sedikitnya 6 orang terluka pada bagian kepala, tangan dan kaki dalam kericuhan tersebut.
BACA JUGA: Hari Ini, Mahasiswa Kembali Turun ke Jalan, Lakukan Demonstrasi Bersama BEM SI Serentak se-Indonesia
Salah seorang koordinator aksi, Ganesha Arief Amartha mengakui, sejumlah rekannya terluka akibat insiden kericuhan antara mahasiswa dengan aparat kepolisian.
“Iya betul ada yang terkena dorongan dan tindakan represif sekitar 4 orang, sikap kami jelas akan terus membuat bola salju ketika jadi besar dan mendesak polres untuk tindak tegas karena melanggar yang melukai pendemo karena melanggar protap dalmas,” ujarnya.
Senada, Mahasiswa Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon, Faradilla mengaku sempat menolong pendemo lainnya yang terluka, sebelum akhirnya dirujuk ke RSD Gunung Jati, Kota Cirebon.
BACA JUGA: Tanggapi Rencana Demo Besar, Mustamid: Demonstrasi Bagian dari Demokrasi
“Ada 2 orang yang patah tulang,” ungkapnya.
Beberapa mahasiswa dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Sedangkan polisi yang juga mengalami luka hanya mendapatkan pengobatan dari petugas kesehatan yang siaga di lokasi.
Sementara mahasiswa yang menderita luka memar hanya diobati rekan-rekannya. (Surya)