Semangat Kartini di Indonesia, termasuk di Kabupaten Cirebon tak pernah mati. Bahkan, kini Kartini menjadi model dan semangat perjuangan kaum perempuan hingga melahirkan Kartini masa depan. Tentunya, berjuang dan berjuang untuk mendorong para perempuan memaksimalkan potensinya.
Pun di Kabupaten Cirebon, banyak Kartini masa depan yang terus memperjuangkan nasib perempuan sejajar bahkan melebihi kaum laki-laki dalam berbagai bidang. Salah satunya, Hj Enny Suhaeni SKM MKes. Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon itu kini menjabat sebagai Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlundungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon.
BACA JUGA: DPPKBP3A akan Intervensi Kegiatan P2WKSS
Ia menjadi orang nomor satu pada dinas yang banyak berperan mendorong kemajuan perempuan. Dinas tersebut diberikan tanggung jawab untuk mengoptimalkan program pemberdayaan perempuan di Kabupaten Cirebon.
Enny menyebut, perempuan harus menjadi prioritas pembangunan dalam berbagai sektor, sehingga perempuan bisa memaksimalkan potensi dan kemampuanya.
“Stigma perempuan sebagai objek tentu harus dihapus, kita harus mampu untuk memperjuangkan mimpi-mimpi kita sendiri. Jadilah perempuan yang berdaya saing dan punya kemampuan sehingga apa yang dicita-citakan oleh Kartini bisa tercapai,” ujar Enny, Rabu (20/4/2022).
Menurut Enny, jumlah perempuan di Kabupaten Cirebon begitu banyak. Namun, ruang atau kesempatan perempuan untuk bisa berbuat dan berbicara banyak di berbagai hal masih belum maksimal karena kesempatan yang masih minim.
Tak dipungkiri, pemerintah memang sudah berupaya maksimal. Hanya saja, realisasi anggaran yang disiapkan pemerintah pada dinas yang dipimpinnya untuk mendorong berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kemajuan perempuan masih begitu kecil.
“Pemerintah mungkin sudah berupaya semaksimal mungkin, tapi memang realisasinya anggaran yang kita kelola begitu kecil. Kondisi ini memaksa kita harus kreatif dan pandai-pandai memutar otak,” kata Enny.
Ia sendiri bertekad untuk menomorsatukan persoalan anak dan perempuan di Kabupaten Cirebon. Namun, ia melihat banyak program dan kebijakan yang belum menyentuh ke persoalan inti. Sehingga optimalisasi peran perempuan masih belum tercipta dengan baik.