CIREBON, SC- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon telah memasuki tahap akhir perubahan tata kelola keuangan dari Satuan Kerja (Satker) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
Tahap akhir perubahan tata kelola keuangan tersebut dengan dilakukannya Rapat Penetapan Penerapan Pengelolaan Keuangan (PK) BLU IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan Kementerian Keuangan yang dilakukan secara virtual, Jumat (22/4/2022).
Wakil Rektor II IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr Kartimi MPd menjelaskan, ada 3 hal yang menjadi tujuan utama terkait perubahan tata kelola keuangan dari Satker PNBP menjadi BLU di kampus ini.
Pertama, Kartimi menjelaskan, yaitu untuk meningkatkan kualitas pelayanan tri dharma perguruan tinggi dengan peningkatan dukungan teknologi informasi, sumber daya manusia, dan sarana prasarana pendukungnya.
BACA JUGA: Perjalanan Panjang Perubahan Tata Kelola Keuangan IAIN Cirebon Menjadi BLU
Kemudian, kata dia, yang kedua adalah menuju kemandirian dalam pengelolaan anggaran dan belanja melalui unit bisnis yang potensial. Serta yang ketiga adalah untuk meningkatkan pemanfaatan aset untuk optimalisasi pendapatan.
“Sehingga hal itu dapat mengurangi ketergantungan (IAIN Syekh Nurjati Cirebon) terhadap keuangan negara dari rupiah murni (penerimaan dari pemerintah),” jelas Kartimi kepada Suara Cirebon, Jumat (22/4/2022).
Latar belakang dan motivasi IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi BLU, Kartimi menegaskan, yaitu untuk mendukung program presiden terkait penguatan daya saing sumber daya manusia dan percepatan pembanguan Jabar Selatan.
“Peningkatan akses pendidikan tinggi yang bermutu dan dukungan terhadap program strategis Kementrian Agama terkait dengan cyber islamic university,” ujarnya.
BACA JUGA: Perubahan Tata Kelola Keuangan IAIN Cirebon Ditentukan Hari Ini
Lalu, kata Kartimi, adalah pencapaian tahapan Rencana Induk Penelitian (RIP) tahun 2020-2024 tentang pengembangan kelembagaan dan penjaminan mutu IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
“Pencapaian visi dan misi IAIN Syekh Nurjati Cirebon melalui motto inspiring for exellencies berkaitan diversifikasi program dan penguatan tata kelola kelembagaan berbasis IT,” katanya.
Karena, Kartimi menerangkan, untuk mendukung kelancaran cyber university dan mewujudkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas diperlukan kemandirian dalam pengelolaan keuangan dengan mengembangkan sumber daya manusia yang berjiwa enterpreneurship untuk meningkatkan pendapatan.
Terkait pendapatan BLU, Kartimi memaparkan, ada dua sumber yang pihaknya kembangkan. Yaitu, pendapatan akademik dan pendapatan non-akademik.
“Pendapatan akademik berasal dari UKT (Uang Kuliah Tunggal) mahasiswa dan biaya layanan akademik, sedangkan pendapatan non-akademik berasal dari pengembangan unit bisnis, seperti gedung siber yang lengkap, memiliki 9 studio, peralatan computer untuk CBT, penyediaan mahad dan sport center, percetakan dan penerbitan, penyewaan gedung/aula, kendaraan, pelatihan dan sertifikasi pembimbing haji dan sertifikasi halal dan lain-lain,” paparnya.
BACA JUGA: Kenang Perjuangan RA Kartini, Warek II IAIN Cirebon: Jadilah Wanita yang Berpendidikan dan Beradab
Sedangkan terkait strategi untuk memperoleh pendapatan BLU, Kartimi menjelaskan, seperti dengan meningkatkan pendapatan akademik dengan menambah jumlah dan diversifikasi program studi akademik, vokasi dan profesi, memperbanyak pembukaan prodi siber atau Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang pembelajarannya full online.
“Sehingga tentunya akan menambah jumlah mahasiswa baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu kami akan meningkatkan publikasi dan sitasi jurnal dosen, pembuatan paket-paket pelatihan online, sertifikasi profesi dan keahlian,” jelasnya.
Selain itu, kata Kartimi, terkait upaya peningkatan pendapatan non akademik dapat melalui pemanfaatan aset Barang Milik Negara (BMN) yang ada di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan membangun kerja sama model Kerja Sama Operasi (KSO) atau Kerja Sama Sumber Daya Manusia dan/atau Manajemen (KSM).
“Seperti penyelenggaraan training center, penyelenggaraan diklat seperti sertifikasi haji dan sertifikasi halal, pengembangan unit bisnis, penyediaan catering, laudry, guest house, ma’had, dal lainnya,” terangnya.
BACA JUGA: Sah, Tahun 2022 Ini IAIN Cirebon Miliki 5 Fakultas
Kartimi menegaskan, strategi yang diterapkan IAIN Syekh Nurjati Cirebon tersebut tentunya telah mempertimbangkan berbagai kendala yang akan dihadapi. Bahkan, pihaknya juga telah melakukan antisipasi dengan melakukan analisis SWOT, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats).
“Tentu hal ini sudah kami antisipasi dan telah kami lakukan analisis SWOT, khususnya pada point weakness (hambatan dari dalam) dan threats (hambatan dari luar). Kemampuan adaptasi, fleksibilitas yang melahirkan inovasi-inovasi senantiasa ditingkatkan untuk setiap sumber daya manusia yang ada,” tandasnya. (Arif)