KABUPATEN CIREBON, SC- Tiga ruang laboratorium SMPN 1 Kaliwedi, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon mendadak ambruk. Peristiwa ambruknya bangunan ini terjadi pada Senin (9/5/2022) sore sekitar pukul 15.00 WIB. Diduga, bangunan ambruk akibat kondisi material sudah rapuh.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Pihak sekolah sudah lama mengosongkan bangunan tersebut karena kondisinya sudah mengkhawatirkan akibat bangunannya rapuh.
Menurut penjaga sekolah SMPN 1 Kaliwedi, Haris (49), ambruknya ruang lab tersebut diketahui pertama kali oleh warga setempat yang rumahnya tidak jauh dari sekolah. Ia sendiri mengetahui ambruknya ruangan tersebut saat melakukan kontrol rutin pada malam harinya.
“Ya ambruk begitu saja,” ujar Haris, Selasa (10/5/2022).
BACA JUGA: BMKG Perkirakan Cuaca Panas hingga Pertengahan Mei
Menurut Haris, bangunan tersebut sudah dikosongkan sekitar satu tahun terakhir. Sejumlah komputer dan perlatan lab lainnya sudah diamankan pihak sekolah ke ruangan lain. Namun, ada sekitar 20 mesin jahit yang biasa dipakai untuk praktik anak sekolah tertimpa material bangunan karena belum sempat dipindahkan.
“Hanya mesin jahit saja yang masih ada di dalam. Kalau peralatan lab seperti komputer, mikroskop dan lain-lainnya sudah dipindahkan ke ruangan lain, jadi aman,” kata Haris.
Ia menjelaskan, sebenarnya dari tiga ruang yang ambruk itu tidak ambruk bersamaan pada Senin kemarin. Salah satu ruangan sudah ambruk lebih dulu sekitar dua bulan yang lalu.
BACA JUGA: Libur Sekolah Diperpanjang
Saat itu, kata Haris, juga tidak ada peralatan lab yang tertimpa. Karena, pihak sekolah sudah mengantisipasi kejadian tersebut jauh-jauh hari sebelumnya.
“Itu memang karena sunannya sudah melengkung sejak lama, kuda-kudanya juga sudah rapuh,” paparnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Kaliwedi, Basir SPd MA menyampaikan, ambruknya bangunan tersebut sudah ditinjau langsung oleh Plt Kadisdik Kabupaten Cirebon kemarin. Dari hasil tinjauan tersebut, pihak Disdik menyarankan pihak sekolah untuk mengajukan permohonan penghapusan aset. Mengingat, bangunan yang ambruk tersebut memang sudah tidak difungsikan lagi sejak lama.
“Jadi biar tidak menambah beban biaya perawatan. Karena memang itu sudah tidak digunakan. Kebetulan ruangan yang ada masih cukup untuk menampung belajar para siswa,” terangnya.
BACA JUGA: Waspada Hepatitis, Dinkes Kabupaten Cirebon Sebar Edaran Kewaspadaan
Kendati demikian, pihaknya mengaku belum mengambil keputusan resmi terkait langkah yang akan ditempuh untuk kelanjutan bangunan tersebut kedepan. Ia mengaku harus memusyawarahkannya terlebih dahulu dengan para guru dan sejumlah pihak terkait.
“Sebelumnya dari kecamatan sudah menjanjikan akan dibangun pada tahun 2023. Makanya kami sekarang belum memutuskan apakah dibangun atau dihapus asetnya. Nanti musyawarah dulu,” ungkapnya. (Islah)