Kepala Distan Kabupaten Cirebon, Asep Pamungkas menjelaskan, dari sejumlah hewan ternak Ruminansia (sapi, kerbau, domba dan kambing) yang ada di Kabupaten Cirebon, baru hewan sapi yang terjangkit virus PMK.
“Sampai hari ini (kemarin, red) ada 685 ekor sapi terkena PMK. Jumlah itu tersebar di 17 kecamatan,” ujar Asep, Selasa (7/6/2022).
BACA JUGA: Virus PMK Serang Sapi Milik Warga
Asep mengungkapkan, kecamatan paling banyak kasus sapi PMK terdapat di Kecamatan Gunungjati dengan 240 ekor sapi. Kemudian terbanyak kedua adalah Kecamatan Tengahtani sebanyak 70 ekor dan Kecamatan Arjawinangun 64 ekor.
Dari 685 ekor sapi yang terkena PMK tersebut, kata Asep, ada 2 ekor sapi yang mati dan 4 ekor sapi terpaksa harus dipotong karena sakitnya sudah parah.
“Lalu ada 27 ekor yang sudah mulai sembuh. Ini upaya Distan melalui 3 Puskeswan yang ada di wilayah timur, tengah dan barat. Mereka kerja keras hingga tengah malam walaupun saat ini kondisi obat-obatan tidak ada stok,” kata Asep.
Ia memastikan, ratusan ekor sapi yang terjangkit PMK tersebut tertular dari luar daerah. Seperti diketahui, sapi-sapi di daerah Jatim, Jateng hingga Jabar sendiri yang meliputi Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kota Banjar, Ciamis, Garut, Depok, Sumedang hingga Kuningan sudah terlebih dulu terjangkit PMK. Sementara di Kabupaten Cirebon, sebelum tanggal 18 Mei 2022 lalu sapi-sapi di Kabupaten Cirebon masih aman dari PMK.
BACA JUGA: Pemkot Tolak Hewan Ternak Asal Daerah Wabah PMK
“Waktu itu kita sudah antisipasi. Semua jajaran yang bergerak di sektor peternakan kita kumpulkan, termasuk dokter hewan di 3 Puskeswan dan pasar hewan, petugas rumah potong hewan (RPH) semua turun kelapangan mendata ternak yang ada di Kabupaten Cirebon,” jelasnya.
Asep menambahkan, kasus PMK pertama yang muncul pada tanggal 18 Mei itu terdeteksi di Desa Kalibaru, Kecamatan Tengahtani. Di desa tersebut ada peternak yang juga melakukan jual beli sapi, membeli sapi dari daerah Bumiayu Jateng untuk memenuhi kebutuhan kurban masyarakat pada hari raya Idul Adha nanti.
“Dia (peternak, red) punya 6 ekor, lalu beli 15 ekor dari Bumiayu. Tapi saat dicek malam harinya, mulut sapi berbusa dan berlendir terindikasi suspek PMK. Setelah di lab di Subang, ternyata benar, 20 sapi positif PMK,” paparnya.
Kemudian, kasus yang sama ditemukan pada tetangga peternak tersebut yang membeli 2 ekor sapi dari Boyolali, Jateng. Selain 2 ekor sapi yang baru dibeli tersebut, 3 ekor sapi perah di kawasan sapi perah desa setempat juga terpapar PMK. Kasus kemudian menyebar ke daerah lainnya di Kabupaten Cirebon. Yakni di Desa Kalibuntu, Kecamatan Pabedilan yang membeli 1 ekor sapi dari Bumiayu.
BACA JUGA: Dinas Pertanian Bakal Dirikan Cek Poin Cegah PMK
Asep memastikan, pihaknya bakal melakukan pencegahan dan penanganan PMK secara maksimal, salah satunya dengan menghadirkan vaksin dalam waktu dekat.
Sebelumnya, penyakit ini ditemukan di Jawa Timur pada 28 April 2022. Sapi ternak di tiga kabupaten di Jatim, yakni Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto ditemukan positif PMK. Kemudian, dua kabupaten di Aceh, yaitu Aceh Tamiang dan Aceh Timur juga terdeteksi positif PMK.
Pemerintah daerah di berbagai wilayah di Indonesia pun segera melakukan pemantauan terhadap ternak di wilayahnya masing-masing. PMK merupakan penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap/belah.
BACA JUGA: Aparat Antisipasi Penyebaran PMK pada Sapi
Penyakit ini ditandai dengan adanya pembentukan vesikel atau lepuh dan erosi di mulut, lidah, gusi, nostril, puting, dan di kulit sekitar kuku. Saat ini hewan yang terinfeksi telah diberikan obat, penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik, dan penguatan imun. (Islah)