Kendati hari raya kurban masih relatif jauh, namun untuk saat ini ia tidak mau terburu-buru untuk menambah stok sapi. Ia pun harus melihat perkembangan pasar untuk membeli lagi sapi kurban dari luar daerah seperti Boyolali, Kudus dan Pati Jawa Tengah.
Sejauh ini, diakui Maman, dari total 200 sapi yang ada kandang peternakannya, sudah 5 ekor sapi yang dinyatakan terpapar, dimana 4 ekor di antaranya harus dipotong paksa. Namun, ia bersama lima orang pekerjanya terus berupaya menjaga sapi-sapi itu dari serangan PMK dengan memberikan vitamin, membersihkan sapi dan kandang dengan disinfektan.
BACA JUGA: Virus PMK Serang Sapi Milik Warga
“Sapi-sapi di sini sudah ada surat keterangan kesehatan hewan semua,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon menyatakan, penyakit mulut dan kuku (PMK) telah terdeteksi sejak tanggal 18 Mei lalu, menyerang hewan ternak sapi di Kabupaten Cirebon. Jumlah sapi yang terjangkit PMK pun tercatat cukup banyak, yakni mencapai 685 ekor.
Kepala Distan Kabupaten Cirebon, Asep Pamungkas, menjelaskan, dari sejumlah hewan ternak Ruminansia (sapi, kerbau, domba dan kambing) yang ada di Kabupaten Cirebon, baru hewan sapi yang terjangkit virus PMK.
BACA JUGA: Dinas Pertanian Bakal Dirikan Cek Poin Cegah PMK
“Sampai hari ini (kemarin, red) ada 685 ekor sapi terkena PMK. Jumlah itu tersebar di 17 kecamatan,” ujar Asep, Selasa (7/6/2022).