“Ya, karena masih mengandung unsur cina dan arab, semuanya tertutup karena kental nuansa Islamannya. Dan pakaian khas Cirebon ini memiliki banyak motif sehingga bisa dipadukan dengan kain batik Cirebon,” jelasnya.
BACA JUGA: Butuh Perda Pelestarian Budaya dan Bahasa, Teguh: Kekayaan Budaya Kabupaten Cirebon Harus Dilindungi
Mughni menambahkan, pihaknya akan terus memperkenalkan pakaian adat pengantin Cirebon kepada masyarakat secara luas. Ia berharap, kedepan para pelaku usaha bidang rias dan dekorasi pengantin bisa menawarkan atau mengenalkannya lebih masif kepada masyarakat, agar pakaian adat Cirebon ini bisa dikenal dan terjaga kelestariannya.
“Alhamdulillah peserta seminar cukup antusias, karena dari jumlah undangan sebanyak 100 orang tapi yang hadir lebih dari 100 orang. Karena selain jenis Mayung dan Bungko, masih banyak jenis busana adat pengantin dari keraton dan lainnya,” pungkasnya. (Islah)