Karena, Akbar mengungkapkan, banyak kalangan yang lupa terkait dampak modernisasi yang ada di kota. Ketika misalnya pusat perbelanjaan tumbuh dan berkembang di daerah perbatasan, kehidupan masyarakat di wilayah tersebut pun berubah.
“Yang dulunya mereka saat magrib pada ngaji, sekarang magribnya pada nongkrong di mall. Jadi fenomena ini pun harus menjadi perhatian. Jangan bicara soal batas wilayah tetapi tidak jujur memaparkan konsekuensi dan risiko-risiko seperti ini,” terangnya.
Untuk itu, Akbar menjelaskan, pembahasan batas wilayah ini harus terukur dan rasional yang orientasinya untuk kepentingan publik dan kesejahteraan masyarakat. (Arif)