BACA JUGA: Warga Diajak Pilah Sampah sejak dari Rumah, Bupati: Ada Beberapa Sampah yang Masih Bisa Dimanfaatkan
Namun, pihaknya ingin desain TPS memungkinkan truk pengangkut sampah dari DLH bisa masuk, mengingat lokasinya yang memang terbatas. Untuk anggarannya, imbur Ardiles, akan diusahakan melalui anggaran biaya tambahan (ABT) APBD tahun ini.
“Karena space [ruang] pasar kue tidak ada lagi, space-nya cuma disitu. Tapi luasnya kita lebarkan dari 4×5 menjadi 4×6. Jadi kalaupun harus pindah juga tidak bisa, sebab tidak ada lahannya,” kata Ardiles.
Sementara itu, Kabid Pertamanan dan Kebersihan DLH Kabupaten Cirebon, Fitroh Suharyono, didampingi Pengawas Lingkungan Hidup, Teguh Budiman, mengatakan, pihaknya sangat mendukung langkah Disperdagin untuk membuat TPS di pasar kue tersebut. Terlebih, rencananya adalah membuat boks tertutup akibat minimnya lahan yang ada.
BACA JUGA: Tumpukan Sampah Meningkat Drastis Pascalebaran
“Langkah Disperdagin membuat boks sampah tertutup sangat tepat. Sebab sampah di Pasar Kue kebanyakan sampah kering, sehingga kalai tertutup setidaknya sampah dari luar tidak masuk TPS dan itu sebenarnya sudah pernah dibicarakan dengan kami,” paparnya.
Diberitakan sebelumnya, Tumpukan sampah di Pasar Kue Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon dikeluhkan sejumlah warga. Pasalnya, tumpukan sampah itu menimbulkan aroma busuk. Aroma busuk itu tak hanya tercium pembeli dan pedagang yang tengah beraktivitas di sekitar lokasi, namun juga warga yang melintas. Sehingga, mereka pun terpaksa harus menutup hidung.