Dinding rumah itu terbuat dari anyaman bambo. Kondisinya sudah rapuh. Bahkan, tiang penyangga atap pun sudah miring tak mampu menahan beban.
Saat hujan turun, air dan angin masuk melalui tembok anyaman bambu dan genting yang bocor. Darma pun selalu dihantui rasa khawatir rumah tersebut ambruk dan menimpanya. Tidurnya tak nyenyak sembari menahan dingin terpaan angin malam seorang diri.
BACA JUGA: 5 Hari Dicari di Hutan Sumurkondang, Pencari Kroto Ditemukan Tewas
“Kalau musim hujan atapnya bocor, jadi takut ambruk, karena kayu penyangga atap banyak yang lapuk,” imbuhnya.
Mimpinya tidak muluk-muluk, Darma hanya ingin rumah penuh kenangan peninggalan orang tuanya tersebut dapat diperbaiki. Tapi apalah daya, penghasilannya tidak cukup untuk itu.
“Saya ingin rumah diperbaiki, jadi saya bisa punya rumah yang layak, mas,” harapnya.
Harapannya belum padam, semoga pemangku kebijakan terketuk hatinya dan memperbaiki gubug reot Darma.