Diungkapkan Wastum, hal itu berlangsung sampai dirinya tingkat III yang dirinya telah menjadi komandan kopral taruna. Saat itu, adik-adik tingkatnya itu sering main ke rumahnya.
“Saya sudah wanti-wanti (ke adik tingkat), jangan datang ke rumah saya, karena jalan ke rumah saya itu masih makadam (jalan tanah atau jalan batu), karena kalau ke rumah saya mesti pakai mobil,” ungkapnya.
BACA JUGA: Makam Pemuda Yatim Piatu di Jamblang Digali, Diotopsi Cari Penyebab Kematian
Dari latar belakangnya tersebut, Wastum tidak memilih sebagai penerbang tempur. Tetapi kata dia, nasib orang tidak ada yang tahu. Ketika ada pemilihan, berkat bakat dan nilai yang dimilikinya, Wastum terpilih menjadi seorang penerbang tempur pesawat F16.
“Tidak semua orang bisa menjajaki atau menerbangkan pesawat F16 ini, padahal saya dari kampung. Saat itu, saya nyupir mobil pun tidak bisa. Saya belajar mobil itu setelah saya mahir mengendari F16,” katanya.
Pengalaman terbangnya, Wastum menjelaskan, dirinya pernah mencegat pesawat milik AS C5 Galaxy dari Kadena Air Force Base menuju Diego Garcia di Samudra Hindia yang masuk wilayah udara Indonesia tanpa pemberitahuan.