Sementara itu, Wabup Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih, mengatakan, ada beberapa aspirasi yang disampaikan para nakes melalui forum tersebut. Wabup pun menilai upaya honorer nakes untuk mendapatkan kesejahteraan sebagai hal yang wajar.
“Mereka ingin ikut masuk kuota P3K. Menurut mereka, tahun 2022 ini kuotanya hanya 15, ini sangat kecil kalau dibandingkan dengan honorer guru,” kata Ayu, sapaan akrabnya.
BACA JUGA: Insentif Nakes Tahap Ketiga di Kabupaten Cirebon Terjeda
Ia menjelaskan, pendidikan dan kesehatan merupakan salah satu indikator IPM. Dengan pendidikan, akan bisa menciptakan generasi emas dan unggul. Begitupun dengan kesehatan, para nakes yang berada di garda terdepan ini juga bertaruh nyawa pada penanganan Covid-19 kemarin. Karenanya, untuk menunjang generasi emas, maka harus didukung pula dengan kesehatan.
“Ya barangkali saya bisa menjembatani nakes yang ingin berdialog dengan Dinkes. Apa sih susahnya menerima aspirasi dari nakes. Kan aspirasi ini bisa kita tampung dan nanti dinas bisa sampaikan ke Bupati terkait anggaran P3K. Dengan dibuka ruang dialog mereka merasa diakui sebagai anak. Nanti saya akan komunikasi dengan Kadinkes. Ketika kinerjanya tidak memenuhi target yang diprogramkan, ya harus dievaluasi,” pungkasnya. (Islah)