Menanggapi keinginan pihak sekolah Astanamukti agar perbaikan dipercepat, Herry menegaskan, bahwa hal itu sulit dilakukan karena berkaitan dengan teknis pendanaan yang sudah ditetapkan. Untuk perbaikan SDN Astanamukti, lanjut Herry, anggaran yang gelontorkan dari Dana Insentif Daerah (DID) sekitar Rp300 juta.
Ia mengakui, total anggaran yang disediakan untuk perbaikan ruang SD di sejumlah wilayah Kabupaten Cirebon terbilang kecil, yakni hanya Rp40 miliar. Kondisi tersebut tentu membuat perbaikan ruang sekolah harus dilakukan dengan melihat skala prioritas. Karena, antara anggaran dan kerusakan yang dirasakan sangat timpang sekali.
Idealnya, imbuh Herry, untuk bisa melakukan perbaikan serentak dalam satu tahun, maka membutuhkan anggaran senilai Rp200 miliar.
“Kalau mau perbaikan sekaligus dalam satu tahun itu butuh dana sekitar Rp 200 miliaran, baru (kerusakan, red) itu tertangani. Ini sih cuma Rp40 miliar, jadi ketika satu direhab yang lain sudah rusak lagi, jadi tidak selesai-selesai,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, kondisi bangunan SDN Astanamukti, Kabupaten Cirebon, saat ini semakin memprihatikan. Sebagian bangunan sekolah sudah banyak yang mengalami kerusakan parah. Bahkan di beberapa titik nyaris mengalami ambruk dan dikhawatirkan akan menimpa peserta didik.