Kepada Suara Cirebon, suami pemilik akun Mimi Ani, mengatakan, postingan istrinya itu memang sesuai kenyataan yang sebenarnya. Menurut Masduki, kondisi tersebut selalu terjadi di setiap musim kemarau.
BACA JUGA: Biaya Operasional Meningkat, Perumda Tirta Bhakti Raharja akan Menaikan Tarif Air Minum
Ia menyebut, musim kemarau tahun ini sebenarnya masih tidak terlalu parah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana, selain keruh, air PDAM yang masuk ke tempat mandi keluarganya itu juga bercampur dengan kotoran yang menjijikkan.
“Kalau tahun kemarin sih bulu-bulu (lembut, red) bebek juga ikut masuk ke kolam. Tahun sekarang agak mendingan tidak ada bulu bebek, tapi keruhnya masih sama dan bikin gatal badan kalau habis mandi. Padahal sudah saya kasih penyaring (filrer, red) air di krannya itu,” ujar Masduki, Jumat (26/8/2022).
Ia mengatakan, kondisi serupa juga dirasakan pelanggan lainnya di desa tersebut. Masyarakat desa tersebut memang tidak punya pilihan lain karena tidak ada sumber air bersih selain bergantung pada air PDAM Tirta Jati.
BACA JUGA: Perumda Tirta Jati Akui Relatif Kecil Setor PAD
“Soal kenaikan tarif saya tidak masalah, cuma itu tadi, sistem pengolahannya diperbaiki agar airnya bisa lebih layak. Kemudian petugasnya jangan asal tembak watermeter, jadinya kalau saya bayar tagihan itu selalu mahal,” kata dia.
Sementara salah satu pelanggan PDAM lainnya di Perumahan Arjawinangun Permai, Desa Arjawinangun, Purnadi, meminta pihak Perumda Tirta Jati agar menambah debit air terlebih dahulu sebelum menaikkan tarif. Pasalnya, selama ini debit air menjadi persoalan yang belum bisa diatasi oleh Perumda Tirta Jati. Di wilayah tersebut, kata dia, para pelanggan masih harus menunggu giliran untuk mendapat pasokan air PDAM.