Ia menerangkan, bertambahnya kasus baru HIV/AIDS tersebut, bisa terjadi karena beberapa faktor. Dari mulai perilaku seks yang tidak aman seperti tidak menggunakan pengaman atau kondom hingga perilaku sering berganti-ganti pasangan. Selain itu, penggunaan narkoba dengan jarum suntik juga membuat potensi penyebaran HIV/AIDS menjadi semakin besar.
Menurut Lukman, awalnya ia mengaku terkejut saat aktif di bidang P2PM Dinkes dalam setahun ini ketika mengetahui tingginya data kasus LSL di Kabupaten Cirebon. Hal tersebut membuktikan potensi perilaku seks sesama jenis di Kabupaten Cirebon cukup tinggi.
BACA JUGA: Gadis 20 Tahun Warga Gegesik Cirebon Jadi Korban Pelecehan Seksual
“Saya inikan belum lama di P2PM, awalnya kaget juga, masa sih LSL di Cirebon angkanya begitu tinggi. Nah, ini PR kita bersama, bagaimana menekan angka kasus dengan mengubah perilaku seks tidak aman,” kata Lukman.
Bahkan, kata Lukman, di tahun 2021 kemarin angkanya justru sangat tinggi. Dari 232 kasus baru HIV/AIDS yang ditemukan, ada 83 kasus positif dari kategori LSL. Jumlah tersebut menjadi jumlah kasus terbesar dari populasi kunci yang diskrining oleh Dinkes Kabupaten Cirebon.