Menurut Anang, tercatat puluhan masyarakatnya menjadi pembuat bata merah yang tidak mengenal musim, sementara pemasaran batu bata Curug wetan sudah dikenal hingga wilayah 3 Cirebon bahkan luar daerah.
BACA JUGA: PADes Weru Lor Tembus Rp700 Juta, Pembangunan Digenjot
Menurutnya produksi bata merah yang dilakukan secara manual atau cara klasik ingin dirubah cara melalui percontohan yang akan dilakukan Bumdes, tujuannya agar mampu meningkatkan jumlah produksi maupun kualitas dari hasil produksinya sehingga memiliki daya saing dengan pemroduksi batu bata Jatiwangi Majalengka.
“Baik batu bata Curug maupun batu bata Jatiwangi sama-sama sudah punya nama, namun, karena produksinya lebih modern sehingga harga bisa lebih rendah dibandingkan batu bata Curug, maka ini yang akan coba lakukan di Desa Curug ini, ” terangnya.