Seperti dihukum dosen, dua anggota dewan itu suruh mendengarkan dan ditanya-tanya orator. Dengan wajah pasrah dua anggota dewan itu mendengarkan aspirasi mahasiswa meski terus diguyur hujan.
BACA JUGA: Ratusan Pengemudi Ojol Demo Tolak Kenaikan BBM, Sempat Blokade Jalan
Orator mengetes salah satu anggota dewan itu terkait undang-undang migas. Mereka kikuk lantaran tidak bisa menjawab pertanyaan orator. “Bapak tahu enggak undang-undang migas?” tanya orator.
Anggota dewan itu hanya memberikan senyuman dan tidak menjawab pertanyaan mahasiswa tersebut. “Masa anggota dewan enggak tahu undang-undang!,” ucap orator diikuti tawa peserta aksi.
Salah satu massa aksi, Tavip menegaskan mahasiswa di Kabupaten Majalengka akan terus mengawal terkait kenaikan BBM bersubsidi. Pasalnya, kenaikan bahan bakar ini dinilai menyiksa ekonomi rakyat.
BACA JUGA: Stres Gara-Gara Harga BBM Naik? Seorang Pria Berusaha Bakar SPBU di Cirebon
“Aksi hari ini kami lebih menekankan pemerintah agar menurunkan lagi harga BBM bersubsidi,” kata Tavip.
Disinggung terkait dua anggota dewan yang ditarik ke tengah-tengah massa aksi, Tavip menyampaikan, mahasiswa ingin menguji sejauh mana pemahaman wakil rakyat terkait undang-undang yang berlaku di Indonesia.
“Kita ingin tahu apakah orang-orang yang ada di dalam gedung ini paham tentang hukum yang ada di Indonesia, namun nyatanya tadi ada beberapa anggota yang tidak paham, bahkan, tidak tahu tahu sama sekali,” ucap dia.
BACA JUGA: PMII Sebut Kenaikan Harga BBM Membuat Angka Kemiskinan Naik
Massa aksi mulai membubarkan diri sekitar pukul 13.00 WIB. Massa aksi membubarkan diri setelah diterima anggota DPRD, dan dijanjikan tuntutannya akan disampaikan kepada pemerintah pusat.