Menurutnya, ketika sudah waktunya harus dilaksanakan maka mereka tidak melihat kondisi yang sedang dirasakan oleh sebagian besar nelayan. Justru sebaliknya, dengan melaksanakan nadran mereka berharap ke depan akan mendapat keberkahan yang melimpah saat melaut.
BACA JUGA: Pemerintah Didesak Cabut Kenaikan Harga BBM, LSM dan Orgas Geruduk Gedung DPRD Kota Cirebon
“Karena nadran sudah menjadi bagian keharusan yang harus dilaksanakan, mereka justru tidak memikirkan beban yang sedang dirasakan. Di sisi lain, nadran juga sebagai wujud rasa syukur dan berharap agar dalam setiap melaut para nelayan diberikan keselamatan,” ujar Edi.
Edi menjelasakan, sama seperti saat sebelum pandemi, nardan selalu dimeriahkan dengan arak-arakan, larung sesaji, pagelaran wayang, pesta rakyat dan kegiatan lainnya.
Anggaran nadran, menurut Edi, didapat dari gotong royong nelayan Blok Karangbulu yang jumlahnya sekitar 380 pemilik perahu, dengan besar iuran pemilik perahu kecil Rp400 ribu dan perahu besar Rp1 juta, serta dari donatur dan sponsor dengan jumlah total anggaran sekitar Rp300 juta.
BACA JUGA: Pemerintah Didesak Cabut Kenaikan Harga BBM, LSM dan Orgas Geruduk Gedung DPRD Kota Cirebon
“Kami hanya berharap beberapa kegiatan yang bisa ditiadakan seperti arak-arakan lebih baik ditiadakan, agar tidak menjadi beban bagi para nelayan,” tuturnya.