Pencemaran awalnya terlihat di Sungai Cibuaya wilayah Desa Kongsijaya. Namun hingga Minggu 6 November 2022, pencemaran meluas hingga Bangkaloa Ilir.
Warga Kongsijaya dan Bangkaloa Ilir terserang gatal-gatal. Diduga akibat dampak dari zat yang kini mencemari Sungai Cibuaya.
BACA JUGA: Gempa Megathrust 500 Tahun Sekali dan Tsunami Setinggi 34 Meter Ancam Jawa dan Sumatera
Akibat pencemaran, Kongsijaya dan Bangkaloa Ilir mengalami krisis air bersih. Warga tidak berani mengambil air untuk keperluan apapun dari sungai tersebut.
Menurut H Mislam, Kuwu Bangkaloa Ilir, ddampak pencemaran sungai terparah terjadi di Blok Kuburan.
Air sungai Cibuaya sudah tidak bisa dimanfaatkan. Warga juga mengalami gatal-gatal dan kesulitan air untuk kebutuhan rumah tangga.
BACA JUGA: Dua Pegawai Puskesmas Kaliwedi Mesum Diberhentikan Dengan Tidak Hormat
Kuwu Kongsijaya, H Sutarjo menduga pencemaran sungai Cibuaya terjadi karena limbah yang berasal dari Pabrik Gula (PG) Jatitujuh di Kabupaten Majalengka.
Sutarjo menjelaskan, pencemaran sungai Cibuaya oleh limbah PG Jatitujuh bukan yang pertama. Hanya saja kali ini, dirasakan yang terparah sehingga menyebabkan belasan ribu ekor ikan mati.
“Menjadi rahasia umum, setiap kali produksi besar-besaran (PG Jatitujuh) limbahnya juga banyak. Kali ini sangat parah,” ujar Sutarjo.
BACA JUGA: Bulan Darah, Asteroid Raksasa, November Ini Bumi Juga Bakal Dihujani Meteor
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Aep Surahman, mengatakan pihaknya telah melaporkan kasus pencemaran tersebut ke provinsi.
Dalam waktu dekat, kata dia, tim dari Dinas Lingkungan Hidup akan turun ke lapangan untuk meneliti.
Sungai Cibuaya sejak Sabtu lalu tercemar limbah berwarna hitam pekat. Diduga berasal dari produksi gula dari Pabrik Gula (PG) Jatitujuh, Majalengka.
BACA JUGA: Denise Chariesta Ngaku Pernah Berhubungan Seks dengan Suami Orang
Air sungai yang sebelumnya berwarna coklat berubah menjadi hitam pekat. Belasan ribu ekor ikan pun mati.
Di Kongsijaya, salah satu lokasi pencemaran terparah, air sungai dalam dua hari terakhir berubah menjadi hitam dan berbau.
Belasan ribu ikan mati. Warga seketika menghentikan memanfaatkan air sungai karena sudah tercemar.***