SUARA CIREBON – Ajakan “Perang” dari Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon disambut baik oleh masyarakat. Ajakan tersebut disampaikan menyusul mulai berkurangnya lahan pertanian di Kabupaten Cirebon.
Tapi tenang dulu, Perang yang dimaksud bukanlah perang dengan mengangkat senjata, melainkan hanya sebuah istilah dari Distan untuk mengajak para petani menjadikan pertanian di Kabupaten Cirebon menjadi Pertanian Ramah Lingkungan atau disingkat “Perang”.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Asep Pamungkas, mengatakan, Perang di Kabupaten Cirebon harus terus disuarakan.
Gagasan Perang ini penting untuk ditindaklanjuti mengingat lahan pertanian yang ada, sudah tidak subur lagi. Karena itu, para petani diharuskan kembali menggunakan pupuk yang ramah alam.
BACA JUGA: Masuk Musim Tanam, Petani Berharap Mudah Mendapatkan Pupuk
“Ini harus kita antisipasi dengan mengampanyekan gerakan Perang, yaitu Pertanian Ramah Lingkungan,” kata Asep Pamungkas, Senin (7/11/2022).
Menurut Asep, gagasan tersebut akan ditindaklanjuti dengan mengarahkan para petani untuk memanfaatkan pupuk kompos yang difasilitasi oleh Distan.
Ia menyebut, distan bakal memberikan trik membuat kompos dan pestisida nabati.
Selain bisa menjaga kesuburan tanah, kata dia, dengan menggunakan pupuk kompos tersebut, ketika suatu saat nanti subsidi pupuk dicabut, maka para petani sudah siap dan mandiri.
BACA JUGA: Nasib Petani Mangga Tak Semanis Mangga Gedong Gincu
Asep menjelaskan, program tersebut sudah mulai dilakukan distan meskipun masih belum maksimal. Saat ini, Distan baru melakukan persiapan dengan melakukan pengelompokan para petani potensial.
Yakni para petani yang memiliki lahan sawah, namun juga memiliki peliharaan hewan ternak.
“Nanti mereka akan kami latih. Sehingga kotoran-kotoran ternak mereka bisa dimanfaatkan,” paparnya.
Ia mengaku, gagasan yang diluncurkan distan tersebut mendapat respon positif dari masyarakat. Mereka cukup antusias bahkan sudah ada kelompok petani yang sudah mempraktikan, meski belum masuk angka mayoritas.
BACA JUGA: Petani Berharap Penjualan Bibit Tanaman Meningkat
Pasalnya, kebanyakan petani di Kabupaten Cirebon masih melakukan pola instan.
“Banyak para petani yang masih beranggapan lebih baik membeli pupuk dari pada bikin pupuk sendiri. Mereka bicara begitu karena pupuk subsidi masih ada.
Coba kalau sudah tidak ada, pastinya pupuk harganya selangit,” terangnya.
Namun, Asep mengungkapkan, pihaknya tidak bicara terkait pupuk subsidi akan dicabut. Karena kewenangan pemberian subsidi ada di Pemerintah Pusat.
BACA JUGA: Musim Hujan Turun Lebih Awal, Petani Bawang Terancam Merugi
Apa yang ia sampaikan hanya sebagai antisipasi manakala subsidi pupuk sudah dicabut. Selain itu, juga sebagai upaya untuk mengembalikan kesuburan tanah yang sudah mulai berkurang.
Asep menambahkan, sampai saat ini subsidi pupuk masih ada.
Namun demikian, harus diakui subsidi terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Artinya, potensi terjadinya pemutusan subsidi secara tiba-tiba bisa saja terjadi.
“Makanya sebagai antisipasi, kita arahkan para petani untuk kembali ke alam dengan memanfaatkan potensi pupuk organik,” pungkasnya. (Islah)