Tarsono mengaku sebelumnya tidak mengetahui jika di areal PT Longrich Indonesia telah ada delapan sumur artesis. Pihaknya baru mengetahui setelah ada rencana pengeboran empat titik sumur artesis tambahan.
“Banyak kejadian di beberapa tempat di mana perusahaan yang membuat sumur artesis pasti masyarakat yang berada di sekitarnya bergejolak memprotes lantaran mereka kesulitan mendapatkan air bersih karena sumur bor mereka tidak dapat menyedot air. Hal ini tentu dapat menjadi bom waktu yang mengancam ribuan masyarakat di sekitar PT Longrich,” ujarnya.
BACA JUGA: KPU Jabar dan Kabupaten Cirebon Tetapkan Desa Trusmi Kulon Jadi DP3
Pria yang akrab disapa Sentot itu menjelaskan, kondisi serupa bukan tidak mungkin akan dialami masyarakatnya di kemudian hari. Apalagi, di lahan PT Longrich itu telah ada delapan sumur artesis.
Menurut Tarsono, seharusnya pihak PT Longrich Indonesia melakukan komunikasi dan persetujuan dengan masyarakat sekitar, sebelum membuat sumur artesis.
Menurutnya, jika ada komunikasi di awal, maka masyarakat akan menolak dan menyarankan untuk menggunakan air PDAM agar tidak mengganggu sumur bor masyarakat.
BACA JUGA: DPRD Kabupaten Cirebon Perjuangkan Sopir Sekwan Masuk Pendataan